Jumat, 23 Oktober 2020

MENERAPKAN METODA PERAKITAN PRODUK BARANG/JASA

 

MENERAPKAN METODA PERAKITAN PRODUK BARANG/JASA


 

 A.  Pengertian Perakitan

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

B.  Metode perakitan

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.

Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Metode-metode tersebut adalah :

1.    Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.

Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

2.    Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

3.    Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

C.  Macam dan jenis perakitan.

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan.

Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :

1.    Perakitan Manual yaitu perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan  tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.

2.    Perakitan otomatis yaitu perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu :

a.    A. Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja

  1. Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.

 

Rabu, 21 Oktober 2020

MENGENAL KOMPONEN-KOMPONEN DARI SISTEM COMMONRAIL DIESEL

MENGENAL KOMPONEN-KOMPONEN DARI SISTEM COMMONRAIL DIESEL

Commorail sistem adalah sistem injeksi bahan bakar diesel bisa dikatakan serupa dengan Elektronic Fuel Injection pada mobil bensin, prinsip kerjanyapun juga sama yanitu menyemprotkan bahan bakar ke dalam mesin dengan kontrol secara elektronik.


Nama Komponen Sistem Common rail beserta Fungsinya

Beberapa komponen pada sistem common rail merupakan komponen sistem bahan bakar diesel. Namun pada sistem ini, terdapat penambahan komponen elektrikal yang akan menopang cara kerja common rail ini. Nama komponen common rail meliputi ;

A. KOMPONEN BAHAN BAKAR

Komponen ini terletak membentang dari awal solar dimasukan hingga solar disuplai ke dalam mesin. Komponen ini meliputi:
1. Tangki bahan bakar.

Baik sistem bahan bakar konvensional maupun elektronik, komponen bahan bakar berupa tanki wajib hadir. Hal ini dikarenakan fungsi dari komponen ini adalah sebagai penyimpan cadangan solar yang akan di masukan ke dalam mesin saat proses pembakaran.


2. Electric fuel pump

Pompa bahan bakar elektrik adalah sebuah komponen yang berfungsi memompa atau menyuplai solar dari tanki ke pompa tekanan tinggi pada mesin.

Baik diesel konvensional atau common rail sama-sama memiliki komponen ini, tapi pada tipe modern fuel pump sudah bersifat elektrik dan posisinya ditenggelamkan kedalam tanki. Dengan kata lain, pompa bekerja menggunakan motor listrik dimana seluruh fuel pump akan tenggelam oleh solar didalam tanki. Sehingga kalau anda mencari dimana letak pompanya, anda harus membuka bagian tanki.

Didalam satu set electric fuel pump ini, juga terdapat saringan kasar dan fuel lever gauge.

  • saringan kasar berfungsi untuk menyaring kotoran berukuran besar dari solar.
  • fuel lever gauge berfungsi untuk mendeteksi volume solar didalam tanki

3. Filter Solar

Filter solar ini terletak pada fuel line setelah keluar dari fuel pump sebelum masuk ke dalam pompa tekanan tinggi. Fungsinya untuk menyaring partikel kotoran yang terbawa oleh aliran solar dan mengendapkan air yang terbawa pada aliran solar.

Fuel filter pada mesin diesel common rail bersifat lebih halus, karena sistem ini lebih sensitif terhadap kotoran yang terbawa pada aliran solar. Kotoran ini berpotensi menggagalkan proses pembakaran karena merusak injector.


4. Pompa tekanan tinggi


Supply pump akan bertugas untuk menaikkan tekanan bahan bakar solar dari tanki hingga sekitar 160 MPa. Pompa ini bekerja secara mekanis mirip seperti sistem bahan bakar konvensional. Namun pompa ini memiliki konstruksi lebih simple. Umumnya pompa ini terletak pada kepala silinder mesin dan terhubung dengan camshaft sebagai penggerak pompa.

Pompa ini juga tidak mempedulikan timing seperti pada diesel konvensional, karena pompa ini hanyalah menaikkan tekanan bahan bakar. Untuk masalah timing, diatur oleh solenoid pada injector

5. Fuel rail


Fuel rail terletak setelah pompa tekanan tinggi. Fungsi fuel rail adalah untuk mempertahankan bahan bakar dalam tekanan tinggi setelah dibangkitkan oleh pompa tekanan tinggi.

6. Injector


Injector adalah komponen utama sistem bahan bakar diesel yang fungsinya untuk mengeluarkan solar dari sistem bahan bakar ke dalam mesin dalam bentuk kabutan. Pada sistem common rail, injector sudah di desain khusus hingga memiliki rangkaian solenoid yang akan bekerja saat ada arus listrik yang mengalirinya.

Saat solenoid bekerja, maka noozle akan terbuka sehingga bahan bakar bertekanan dari fuel rail akan keluar dalam bentuk kabutan.

 

B. KOMPONEN KONTROL

Bagian kedua dari rangkaian komponen sistem common rail adalah dari sisi kontrol elektrikal. Beberapa komponen yang termasuk dalam rangkaian sistem electric control adalah ;
1. Sensor

Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi mendeteksi suatu kondisi pada mesin atau obyek lainya sebagai acuan untuk menghitung nilai aktuator. Mudahnya, sensor pada mesin diesel common rail berfungsi mendeteksi beberapa kondisi untuk menentukan timing dan volume solar yang akan di injeksikan. Sensor yang termasuk pada sistem common rail antara lain ;

·           MAF & IAT. Sensor ini terletak pada area filter udara. Fungsinya untuk mendeteksi suhu dan massa udara intake. 

·           MAP Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi kevakuman pada intake manifold. 

·           CKP & CMP Sensor. Sensor ini akan mendeteksi kecepatan mesin untuk menentukan timing dan RPM mesin. 

·           Knock Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi engine knocking pada mesin. 

·           Fuel rail pressure sensor. Sensor ini terletak di ujung fuel rail. Fungsinya untuk mendeteksi tekanan fuel rail. 

·           ECT Sensor. Sensor yang berfungsi mendeteksi suhu mesin melalui air pendingin. 

·           App Sensor. Sensor yang terletak pada pedal gas untuk mendeteksi berapa dalam pedal gas diinjak oleh pengguna. 

 

2. ECM

ECM adalah kependekan dari Engine Control module. Beberapa menyebutnya ECU (Electronic Control Unit). Fungsinya sebagai processor utama pada mesin untuk melakukan berbagai perhitungan khususnya menghitung jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam mesin sesuai data sensor yang masuk.

 

3. Solenoid actuator

Soleniod aktuator adalah perangkat yang berfungsi untuk menggerakan noozle didalam injektor. Bentuk dari solunoid ini berupa coil yang memiliki kemagnetan saat dialiri arus listrik. Kemagnetan tersebut dimanfaatkan untuk membuka noozle sehingga terbentuk celah pada ujung injektor sebagai tempat keluarnya solar.

Jadi, solenoid ini terletak didalam injektor yang dikendalikan oleh ECM.

 

 

 

Sumber:

https://www.autoexpose.org/2017/03/komponen-common-rail.html

https://bacabrosur.blogspot.com/2018/04/common-rail-diesel.html

 

 

Label: ,

PRINSIP KERJA ENGINE DIESEL 4 LANGKAH

 

Prinsip Kerja Mesin/Engine Diesel 4 Langkah

Mesin/Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak. Berdasarkan fungsinya engine pada biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine, genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri. Engine pada kesempatan ini lebih mengkhususkan pada internal combustion engine jenis diesel, karena lebih banyak digunakan pada alat berat dibanding jenis motor bensin.

Proses Kerja Engine Diesel Empat Langkah
Adapun proses kerja siklus motor bakar empat langkah dapat diuraikan sebagai berikut:

Langkah Hisap (suction/intake stroke).
Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah. Katup hisap terbuka sehingga akibat kevakuman yang terjadi dari ekspansi volume pada ruang bakar maka udara dari luar dapat masuk ke dalam ruang bakar melalui katup hisap yang terbuka. Pada motor bakar yang dilengkapi dengan turbocharger maka udara yang masuk ke ruang bakar akan lebih banyak lagi dikarenakan adanya dorongan dari sisi tekan compressor wheel pada turbocharger.

Langkah Kompresi (compression stroke).
Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah ini tidak ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya volume ruang bakar maka udara yang ada di dalam ruang bakar menjadi terkompresi. Dengan kompresi rasio yang berkisar antara 19 : 1 sampai 23 : 1 maka pengkompresian udara pada ruang bakar akan menghasilkan panas kompresi (heat compression) yang tinggi (kurang lebih berkisar 1000 oF). Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan bakar solar di-injeksikan melalui nozle ke dalam ruang bakar, penginjeksiannya harus menggunakan tekanan yang tinggi sehingga solar yang di semprotkan ke dalam ruang bakar berubah menjadi butiran-butiran cairan solar yang sangat halus seperti kabut. Pada saat solar disemprotkan maka campuran antara solar dan udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena panas yang dihasilkan oleh heat compression.

 Langkah Tenaga (power stroke)
Proses pembakaran campuran solar dan udara terus berlangsung sampai piston mencapai titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah kembali menuju titik mati bawah. Beberapa derajat (± 10o) setelah melewati titik mati atas maka pembakaran yang terjadi telah sempurna sehingga dihasilkan ledakan yang tekanan ekspansinya memaksa piston untuk terus bergerak menuju titik mati bawah.

Langkah Pembuangan (exhaust stroke)
Setelah energi ledakan panas pada langkah power telah berubah bentuk menjadi energi mekanis maka sisa proses pembakaran yang ada harus dibuang. Proses ini terjadi ketika piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas dengan kondisi katup buang membuka. Gas sisa hasil pembakaran di dorong keluar oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya melalui mufler gas tersebut akan dilepas ke atmosfir. Kecuali untuk motor bakar diesel yang diperlengkapi dengan turbocharger maka sebelum masuk ke dalam mufler gas tersebut masih dimanfaatkan untuk memutarkan sudu sudu turbin pada turbin wheel.

Siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar diesel.

Secara umum, Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah (4 tak) adalah sebagai berikut :

Langkah Hisap
a. Piston bergerak dari TMA ke TMB
b. Katup hisap terbuka
c. Katup buang tertutup
d. Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan udara murni
     masuk ke dalam silinder

Langkah Kompresi
a. Piston bergerak dari TMB ke TMA
b. Katup hisap tertutup
c. Katup buang tertutup, Udara dikompresikan sampai tekanan dan suhunya menjadi 30 kg/cm2
dan 500°C

Langkah Usaha
a. Katup hisap tertutup
b. Katup buang tertutup
c. Injektor menyemprotkan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran yang menyebabkan piston bergerak dari TMA ke TMB

Langkah buang
a. Piston bergerak dari TMB ke TMA
b. Katup hisap tertutup
c. Katup buang terbuka
d. Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar

NB: TMA (Titik Mati Atas)
        TMB (Titik Mati Bawah)


Sumber: komponenalat-berat.blogspot.com/2017/04/siklus-dan-prinsip-kerja-engine-diesel.html

Label:

Selasa, 20 Oktober 2020

Gangguan-Gangguan Pada sistem Pendingin AC

 TROUBLE SHOOTING AC KENDARAAN / MOBIL

Cara menemukan asal gangguan pada instalasi AC dapat dibagi dalam dua metode, yaitu metode penemuan dengan indra lihat/dengar dan metode penemuan secara mekanis.

1.      Metode Penemuan dengan Indra Lihat/Dengar

Cara penemuan adalah sebagai berikut:

a)    Mengamati ban kompressor, apakah belt itu tidak kendur pemasangannya?

Apabila pemasangan belt pada puli kompressor terlalu kendur, rotasi kompressor merosot dan tidak tahan lama beltnya. Jika belt kompressor ternyata kendur, harus dikencangkan secukupnya.

b)    Terdengar suara bising dari sekitar kompressor

Suara bising timbul dari pemasangan kompressor yang kendur, maka perlu diperiksa tempat pemasangannya.

c)    Terdengar bunyi di dalam kompressor

Jika klep patah atau lager sudah keausan maka akan menimbulkan bunyi. Bilamana terdengar bunyi demikian, maka harus segera membongkar kompressor untuk di reparasi. Selain itu, karena kekurangan oli pun dapat menyebabkan bunyi sehingga harus di cek sisa oli dalam kompressor.

d)    Permukaan sirip-sirip kondensor tercemar dengan debu atau lumpur

e)    Apabila permukaan sirip-sirip kondensor diliputi debu atau lumpur, daya pendinginan kondensor akan merosot. Maka harus dibersihkan setiap celah antara sirip-sirip dengan menggunakan semprotan air. Jangan memakai sikat yang kaku untuk membersihkannya karena akan membengkokkan sirip-sirip. Apakah filter udara tidak mampat dengan kotoran. Bilamana terdapat endapan kotoran pada filter udara, maka volume udara akan berkurang.

f)     Tampak oli yang mencemarkan bagian-bagian sambungan saluran

Tempat yang tampak tercemar oli menunjukkan adanya kebocoran gas refrigeran. Sebab, oli dalam kompressor yang terkandung dalam gas refrigeran merembes keluar dari celah-celah di mana kebocoran terjadi.

Bilamana menemukan tempat yang tercemar dengan oli, biasanya dibagian gasket atau niple-niple sambungan, maka harus dikencangkan atau mengantinya dengan yang baru.

g)    Terdengar suara bising di sekitar motor fan/blower

Bila terdengar suara bising ketika motor fan dijalankan dengan laju bertahap dari LO – MED sampai HI, ada kemungkinan sayap kincir kesenggol pada sesuatu benda atau pemasangan motor pada rangka mobil menjadi renggang.

h)    Pengamatan pada lubang kaca di pucuk receiver

Apabila pada lubang kaca tampak banyak busa selama kompresor dijalankan, hal itu menandakan kekurangan isi refrigeran.

Bilamana tidak tampak sama sekali busa setelah kondensor didinginkan dengan menyirami air, hal itu menandakan bahwa pengisian gas refrigeran terlalu jenuh. Untuk mengurangi isi gas refrigeran, kendurkan klep service saluran tekanan rendah pada kompressor. Dalam hal ini harus dijaga agar mengendurkan klep service dengan sangat perlahan-lahan, jangan sampai gas refrigeran lolos keluar terlampau banyak.

2.   Metode Penemuan secara Mekanis

Guna mengetahui asal gangguan dengan metode ini maka diperlukan suatu alat pengukur tekanan yang disebut manifold gauge.

 

Cara penemuannya adalah sebagai berikut:

Pertama kedua katup pada manifold gauge (LO dan HI) ditutup rapat, lalu dua buah selang (merah dan biru) dipasang masing-masing pada klep service kompressor. Karena masih terdapat sejumlah udara di dalam selang, setelah niple selang dipasang pada klep service, niple sambungan pada manifold gauge dikendurkan sedikit agar udara dalam selang terdesak keluar dengan tekanan gas rferigeran, dan dikencangkan kembali.

 

 

Pada gambar di bawah ini, dua buah jarum indikasi pada manifold gauge LO dan HI masing-masing menunjukkan 1,5 – 2,0 kg/cm2 dan 14,5 – 15 kg/cm2 selama instalasi AC berjalan normal dengan kondisi: Suhu udara sekitar

300 – 350 C

Rotasi mesin mobil

2000 rpm

Setelan pendinginan

Maksimum

Laju rotasi motor fan

maksimum

 

PenunjukkanTekanan standar

 

 

 

 

 

·         Kurang volume pengisian refrigeran

Akibat gangguan

:

Daya pendinginan kurang

Gejala-gejala gangguan

:

Tekanan di kedua sisi tekanan LO dan HI lebih rendah daripada tekanan normal.

Melalui lubang kaca receiver tampak busa-busa yang ikut mengalir.

Angin yang keluar dari lubang hembusan evaporator tidak terasa dingin, hanya agak sejuk.

Penyebab gangguan

:

Sepanjang saluran instalasi terdapat suatu bagian entah di mana yang bocor.

Sumber gangguan

:

Gas refrigeran bocor.

Terjadi kekurangan volume refrigeran di dalam saluran instalasi.

Cara mengatasi gangguan

:

Mencari posisi kebocoran gas refrigeran dengan detector atau tester dan memperbaiki bagian tersebut.

Mengisi gas refrigeran untuk memenuhi kekurangannya.

 

·         Pengisian refrigeran yang berlebih atau daya pendinginan kondensor kurang

Akibat gangguan

:

Sistem pendingin tidak mampu untuk mendinginkan udara di dalam mobil secukupnya.

Penyebab gangguan

:

Karena refrigeran terlalu jenuh di dalam saluran instalasi, maka kemampuan pendinginan merosot.

Sumber gangguan

:

Pengisian refrigeran yang berlebihan

Sela sirip-sirip kondensor mampat oleh kotoran dan debu

Pemasangan belt kipas radiator kendur.

Cara mengatasi gangguan

:

Membersihkan sela sirip-sirip kondensor.

Mengencangkan pemasangan belt kipas.

Kendurkan nipple selang yang disambung dengan katup LO untuk membuang gas refrigeran yang berkelebihan.

 

 

·         Kemasukan udara di dalam saluran instalasi

Akibat gangguan

:

Sistem pendingin tidak dapat mendinginkan udara dalam mobil sebagaimana biasanya.

Gejala-gejala gangguan

:

Tekanan pada sisi LO dan HI lebih tinggi daripada tegangan normal.

Bila menyentuh tangan pada pipa saluran gas refrigeran (tekanan rendah) tidak terasa dingin.

Penyebab gangguan

:

Di dalam saluran instalasi kemasukan udara.

Sumber gangguan

:

Pekerjaan vakum kurang sempurna.

Cara mengatasi gangguan

:

Mengganti receiver dengan yang baru

Memeriksa cemaran dan banyaknya oli di dalam compressor.

Mengulangi pekerjaan vakum kemudian mengisi gas refrijeran kembali.

 

 

 

·         Di dalam saluran instalasi terdapat air

 

Akibat dari gangguan

:

Sistem pendingin hanya mendinginkan udara dalam mobil secara periodik, kadang-kadang tidak dapat mendinginkan.

Gejala-gejala gangguan

:

Selama sistem pendingin dijalankan, jarum indikasi menunjukkan bilangan positif (dari nol ke atas) dan angka negative secara berganti-ganti.

Penyebab gangguan

:

Air yang tercampur dalam refrigeran membeku di lubang nozzle sehingga aliran refrigeran terhenti sementara.

Bilamana es yang memampatkan lubang tersebut melebur, aliran refrigeran mulai berjalan kembali.

Sumber gangguan

:

Isi di dalam drier menjadi jenuh sekali

Kadar air yang tercampur di dalam refrigeran tidak dapat diserap semuanya oleh receiver sehingga air mengalir sampai katup ekspansi.

Cara mengatasi gangguan

:

Mengganti receiver dan drier dengan yang baru.

Berulang-ulang membuang refrigeran sampai kadar air dapat dihilangkan.

Mengisi refrigeran baru menurut volume yang wajar.

 

·         Sirkulasi refrigeran tidak berjalan

Akibat dari gangguan

:

Udara di dalam mobil tidak dingin (hanya kadang-kadang saja dinginnya).

Gejala-gejala gangguan

:

Jarum indikasi tekanan rendah menunjukkan bilangan di bawah nol dan tekanan tinggi jauh di bawah standar.

Penyebab gangguan

:

Pada nozel katup ekspansi terjadi pembekuan air atau dimampatkan oleh butir kotoran yang terkandung dalam cairan refrigeran, sehingga aliran refrigeran terganggu.

Sumber gangguan

:

Katup ekspansi mampat, sirkulasi tidak jalan.

Cara mengatasi gangguan

:

Bongkar katup ekspansi, lalu bersihkan.

Lakukan pemvakuman udara dan isi refrigeran baru

 

·         Renggang nozel katup ekspansi atau kurang rapat pemasangan sensing bulb

 

Akibat dari gangguan

:

Kurang dingin

Gejala-gejala gangguan

:

Tegangan rendah dan tinggi menunjukkan bilangan di atas standar. Pada pipa saluran cairan, terdapat embun (frost).

Penyebab gangguan

:

Gangguan pada katup ekspansi atau pemasangan sensing bulb kurang rapat.

Sumber gangguan

:

Nozle katup ekspansi terbuka terlalu renggang

Volume aliran refrigeran cair mengalir terlalu banyak.

Cara mengatasi gangguan

:

Membetulkan letak sensing bulb agar menempel dengan pipa saluran. Mengatur stelan nozle, bila tidak bisa ganti katup ekspansi dengan yang baru.

 

·         Kompresi yang kurang baik dari kompressor

 

Akibat dari gangguan

:

Cooler tidak dapat mendinginkan udara di dalam mobil.

Gejala-gejala gangguan

:

Tekanan rendah menunjukkan bilangan yang tinggi dan tekanan tinggi menunjukkan bilangan rendah dari standar.

Penyebab gangguan

:

Terjadi kebocoran klep di kompresor.

Sumber gangguan

:

Klep kompresi tidak dapat menutup rapat, terdapat cacat pada piston.

Cara mengatasi gangguan

:

Bongkar kompresor untuk direparasi.

Label: