Jumat, 20 November 2020

PERAKITAN PRODUK BARANG/JASA

 A. Pengertian Perakitan Produk

Perakitan adalah proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna.

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi satu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau lebel, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.

Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja.



  1. Metode Perakitan Produk

Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut, diantaranya :

  1. Metode Perakitan yang Dapat Ditukar-tukar

Pada metode ini, bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (interchangeable), karna bagian tersebut dibuat suatu pabrik secara massal dan sudah di standarkan, baikan menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya.

  1. Perakitan dengan Pemilihan

Pada metode ini, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

  1. Perakitan secara Individual

Pada metode ini, pengerjaannya tidak dapat dipisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. Karena dalam pengerjaannya harus berurutan bergantung bagian yang sebelumnya.

Jenis-jenis Perakitan

Ada beberapa macam jenis perakitan yang bergantung dari produknya, yaitu sebagai berikut:

  1. Perakitan Manual, yaitu perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
  2. Perakitan otomatis, yaitu perakitan yang dikerjakan dengan system otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.
  3. Jenis perakitan tunggal, yaitu perakitan dengan produk hanya dengan satu jenis.
  4. Jenis perakitan produk seri, adalah jika perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama.

 

Manfaat Desain Produk

Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan adanya desain produk untuk perakitan adalah sebagai berikut :

  1. Mengurangi biaya produksi.
  2. Mengurangi jumlah komponen.
  3. Mempersingkat waktu perakitan.
  4. Meningkatkan keandalan produk.
  5. Mengurangi lead time.

Dengan  menyusun rencana dalam perakitan yang bertahap dan sistematis, perusahaan dapat  meningkatkan daya saing pada persaingan pasar, karena :

  1. Memiliki produk dengan kualitas tinggi.
  2. Memiliki waktu pengiriman kepada pelanggan yang lebih pendek.
  3. Memiliki biaya produksi yang lebih rendah.

Ada dua cara mendasar untuk menyelesaikan pemindahan dari unit sepanjang jalur perakitan manual, yaitu :

  1. Manual

Dalam metode manual, unit dari produk dipindahkan dari stasiun satu ke stasiun lain dengan tangan. 3 (tiga) tipe dari perakitan dapat dibedakan menjadi :

  1. Single model, yaitu memproduksi banyak unit dari satu produk, dan tidak ada variasi dalam produk.
  2. Batch model, yaitu memproduksi setiap model secara berkelompok.
  3. Mixed model, yaitu memproduksi lebih dari satu model, tetapi modelnya tidak diproduksi secara berkelompok.

Sebaik apapun system perakitan  manual, para pekerja sering melakukan komplain mengenai kerja mereka yang monoton dan itu-itu saja. Dalam hal ini, kita mengidentifikasi system perakitan manual sebagai berikut :

  1. Single station manual assembly cell, terdiri atas tempat kerja tunggal yang mana perakitan produk diselesaikan disatu tempat.
  2. Assembly by worker teams, melibatkan banyak pekerja yang melakukan perakitan, dapat ditugaskan agar dapat bekerja pada suatu stasiun sambil melakukan pekerjaan yang berbeda-beda.
  3. Automated assembly system, lebih memilih menggunakan mesin otomatis daripada menggunakan tenaga manusia.
  4. Sistem Mekanis

Sistem mekanis, berarti menggunakan sistem mekanis untuk memindahkan unit produk (biasanya berupa konveyor).


  1. Persiapan Alat dan Bahan Bahan Produksi

Seorang wirausaha dalam melakukan perakitan produk secara umum haruslah mengetahui alat dan bahan seperti apa yang dibutuhkan dalam proses kegiatan perakitan produk. Namun produknya pun haruslah ditentukan dulu produk apa yang akan dibuat.

  1. Pengelompokkan Alat dan Bahan Produksi

Pengelompokkan alat berdasarkan penggunaannya, yaitu:

  1. Peralatan yang digunakan secara berulang-ulang.
  2. Peralatan yang sekali pakai langsung ganti.
  3. Peralatan yang hanya beberapa kali pakai lalu ganti.
  4. Peralatan yang digunakan sewaktu-waktu ( peralatan pendukung dan pelengkap )

Peralatan yang harus diklasifikasi dalam perakitan produk agar berjalan dengan lancar serta baik dan tanpa ada hambatan harus disiapkan, ai antaranya :

  1. Peralatan utama, alat yang terkait langsung dengan perakitan produk.
  2. Peralatan pendukung, alat yang tidak secara langsung terkait, namun tetap dibutuhkan.
  3. Peralatan pelengkap, alat yang diperlukan hanya untuk melengkapi, namun terkadang tidak diperlukan.

 

  1. Pengelompokkan Bahan Baku Produksi
  2. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan sebagai dasar untuk pembuatan suatu produk, dimana bahan tersebut diolah kembali melalui proses tertentu untuk dibuat menjadi bentuk yang lain. Menurut Mulyadi, bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral dari produk jadi.

 

Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri membagi jenis bahan baku, yaitu sebagai berikut :

  1. Bahan baku langsung (Direct Material) yaitu bahan baku dari barang jadi yang dihasilkan.
  2. Bahan baku tidak langsung (Indirect Material) yaitu bahan baku yang memiliki peran dalam proses produksi tapi tidak langsung terlihat pada barang jadi yang dibuat.

Adapun kriteria dari bahan baku, meliputi :

  1. Fungsi : jika bahan tidak tersedia maka produk tidak dapat dihasilkan atau tidak dapat berfungsi.
  2. Penggunaan : memiliki porsi yang lebih dominan daripada bahan yang lain.

 

  1. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan barang yang dimanfaatkan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian dari bahan baku utama untuk produk yang dihasilkan.

 

Kriteria bahan penolong meliputi segi :

  1. Fungsi : tanpa adanya bahan ini, produk masih bisa dihasilkan, meskipun hasil jadi tidak sesuai dengan harapan dan fungsinya.
  2. Penggunaan : memiliki porsi yang kecil dari keseluruhan bahan yang dipakai.

Bahan Produksi

Bahan produksi dikelompokkan, yaitu

  1. Bahan primer, bahan utama dalam pembuatan produk yang tidak bisa digantikan dengan bahan lainnya.
  2. Bahan sekunder, bahan yang bisa diganti dengan bahan lainnya jika bahan yang diperlukan tidak ada.
  3. Bahan tersier, bahan pelengkap yang diperlukan namun tidak begitu penting kalaupun tidak ada bahannya.

 

  1. Penetapan Standar Alat dan Bahan Produksi

seorang wirausaha harus bisa menyusun daftar peralatan bahan produksi apa saja yang dibutuhkan secara tepat dan akurat agar ketika perakitan berjalan dengan lancer dan baik.

 

  1. Menyusun Tahapan Perakitan Produk

Suatu produk yang telah didesain untuk memproduksinya membutuhkan dokumen seperti berikut :

  1. Gambaran teknis assembling (Assembly drawing), merupakan cara pengelolahan suatu produk.
  2. Urutan penggabungan komponen (Chart assembling), merupakan bentuk skematik bagaimana suatu produk di-assembling, dibeli komponennya atau dikombinasikan, serta alur setiap komponen sesuai dengan subassembeling yang ada untuk menghasilkan suatu produk akhir.
  3. Daftar alih komponen (Route sheet), merupakan aturan operasional untuk mengassembling dan inspeksi kebutuhan untuk memproduksi suatu komponen dengan bahan baku yang spesifik berdasarkan bill of materials.
  4. Order (Work order) adalah instruksi untuk membuat sejumlah item produk dan bagian-bagiannya yang dilengkapi dengan skedul pembuatannya.
  5. Pembertahuan perubahan Teknik (Engineering change notice), merupakan koreksi teknik akibat modifikasi dari gambaran Teknik atau bill of materials.
  6. System perencanaan produk (Configuration management) merupakan system dari perencanaan produk dan perubahan komponen secara akurat dikenali dan dikendalikan secara akuntabilitas atas perubahan pemeliharaannya.

 

  1. Menyusun Metode Perakitan Produk

Ada beberapa tahap pengembangan sekaligus kegiatan perakitan produk secara terintegritas, yaitu :

  1. Ide, bersumber dari perubahan lingkungan teknologi, demografi, ekonomi, dan politik.
  2. Persyaratan yang harus dipenuhi di pasar, merupakan pendekatan yang diperlukan untuk memuaskan konsumen.
  3. Spesifikasi fungsional, yaitu bagaimana cara kerja produk tersebut.
  4. Spesifikasi produk, yaitu bagaimana produk itu akan dibuat.
  5. Ualasan desain, yaitu bagaimana produk akan dibuat secara ekonomis dan kualitas.
  6. Pengujian pasar, yaitu apakah produk memenuhi keinginan pasar.
  7. Pengenalan produk, yaitu produk yang diantar oleh konsumen.
  8. Evaluasi mengenai berhasil atau tidak.

TERIMAKASIH
SELAMAT BELAJAR

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda