Senin, 03 Desember 2012

PENGGERAK EMPAT RODA (4WD)

SISTEM PEMINDAH TENAGA


Pengertian Four Wheel Drive (4WD) Four Wheel Drive merupakan kendaraan yang menyalurkan tenaga mesin  ke seluruh roda. Penyaluran tenaga  mesin juga dibagi rata 50:50 untuk roda depan dan belakang
Gambar 1. Four Wheel Drive (4WD)

Perbedaan Four Wheel Drive (4WD) dengan Front Wheel Drive (FWD) dan Rear Wheel Drive (RWD)
 
mensyaratkan dapur pacu yang bertenaga. Banyaknya komponen untuk menyalurkan tenaga mesin ke semua roda membuat tingkat gesekannya menjadi tinggi. Akibatnya, konsumsi bbm pun menjadi lebih boros. Sayangnya, Four Wheel Drive (4WD) membuat harga mobil menjadi lebih mahal. Apalagi di Indonesia perbedaan pajak jenis penggerak ini membuat harganya melambung tinggi. Tersalurnya tenaga mesin ke keempat roda menghasilkan traksi roda yang sangat baik. Tak heran bila kemampuan akselerasinya pun menjadi lebih baik dibanding penggerak dua roda, baik roda depan ataupun belakang.

mampu membuat mesin bekerja lebih efisien. Hal ini diperoleh berkat minimnya tingkat gesekan yang terjadi lantaran komponen yang digunakan lebih sedikit. Konfigurasi ini tak menggunakan as kopel  untuk menyalurkan tenaga seperti pada penggerak belakang.
Kombinasi mesin depan-penggerak depan semakin efisien dengan peletakan mesin melintang. Karena garis sumbu putaran roda sudah sejajar dengan garis sumbu putaran mesin. Artinya gigi akhir hanya berfungsi sebagai gigi reduksi, bukan pengubah arah garis sumbu seperti di penggerak belakang. Kelemahan konfigurasi ini ada pada kekuatan as penggerak karena fungsi ganda yang harus ditanggung oleh roda depan. Yaitu sebagai roda penggerak, sekaligus sebagai kemudi yang mengendalikan arah kendaraan. Tak heran bila karakter pengendalian mobil jenis ini pun menjadi berbeda. Gejala understeer  atau nyelonong,  menjadi ciri khas mobil berpenggerak depan. Hal itu disebabkan bobot kendaraan yang cenderung terpusat di depan.  Bobot kendaraan yang tertumpu di roda depan saat pengereman sebelum masuk tikungan membuat ban harus bekerja keras. Bila beban yang diterima begitu besar, ban mudah sekali kehilangan cengkeraman dan menyebabkan mobil mengalami understeer. Kemungkinan ini semakin besar bila pengemudi sering menginjak dan mengangkat pedal gas dengan kasar. Ban pun mudah kehilangan traksi akibat efek engine brake  atau akselerasi mendadak. Untuk meminimalkan gejala ini, pengemudi diharamkan untuk memainkan pedal gas secara agresif saat di tikungan. Dan bila gejala understeer  terjadi, pengemudi dapat mengoreksi arah kendaraan dengan mencoba meluruskan kemudi agar traksi ban didapat kembali, lalu kembali mengarahkannya ke sudut tikungan. Pindahkan transmisi ke posisi gigi lebih rendah untuk mendapatkan torsi mesin, lalu tekan pedal gas dengan lembut saat kemudi kembali diarahkan ke mulut tikungan.

Kemampuan daya dorongnya membuat kendaraan niaga mengadopsi pilihan ini. Dan penggerak belakang pun mampu memberikan traksi baik saat kendaraan dimuati beban berat. Selain itu posisi mesin di depan diyakini mampu melindungi pengemudi dan penumpang saat terjadi benturan dari depan. Kelebihan lain dari konfigurasi ini adalah karakter yang dihasilkan cenderung lebih halus dibanding penggerak depan. Itu sebabnya pilihan ini masih digunakan mobil-mobil mewah yang mengutamakan kenyamanan dan kehalusan. Namun tentu saja model penggerak ini punya kelemahan. “Efisiensi mesin sulit didapat. Bila tenaga mesin pas-pasan, kerugian gesekan kian melemahkan performa mobil secara keseluruhan,” terang Teddy Irawan, Deputy Director Sales & Marketing  PT Nissan Motor Indonesia. Mesin depan-penggerak belakang juga membuat kemudi menjadi lebih ringan dan tidak seliar penggerak depan. Namun gejala oversteer  cukup mudah terjadi saat menikung. Penurunan kecepatan membuat distribusi bobot kendaraan akan berpindah ke roda depan. Efeknya, roda belakang sebagai penggerak akan mudah kehilangan traksi bila pengemudi melakukan engine brake  atau akselerasi. Koreksi atau counter  setir pun wajib dilakukan ketika gejala oversteer  terjadi. Selain itu pengaturan injakan pedal gas dengan ritme yang sesuai diperlukan untuk mengembalikan traksi roda belakang. Perlu feeling  yang baik untuk dapat melakukannya.

Keuntungan dan Kelemahan Four Wheel Drive (4WD)
Selain lebih mahal, lebih rumit, dan bobotnya lebih berat, sistem 4WD juga terkenal boros bahan bakar. Perlu dipahami juga bahwa sistem part-time 4WD tak bisa sembarang pakai pada permukaan jalan normal yang kering (seperti aspal) karena akan merusak sistem drivetrain-nya (dari transmisi hingga ban) akibat terjadinya “wind-up” (rusaknya gigi-gigi transmisi dan diferensial/gardan akibat saling beradu-paksa).



Daftar Pustaka
Modul SPT.OTO 321 – 04 tentang “Transfer dan Free Wheel Hub”

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda