Selasa, 26 November 2013

Sistem Pelumasan Pada Sepeda Motor

Sistem pelumasan pada sepeda motor dibedakan menjadi dua, yaitu sistem pelumasan sepeda motor 4 tak dan sistem pelumasan sepeda motor 2 tak.

a.       Sistem Pelumasan Sepeda Motor 4 Tak
Sepeda motor 4 tak pelumasan hanya ada satau macam, yaitu dari bak engkol. Minyak pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol minyak pelumas dipercikan ke dinding silinder untuk melumasi dinding silinder motor. Ding oli yang dipasang pada piston bertugas meratakan dan membersihkan oli pada dinding silinder tersebut. Oleh karena itu sepeda motor 4 tak dilengkapi dengan ring oli.
b.      Sistem Pelumasan Sepeda Motor 2 Tak
Sistem pelumasan sepeda motor 2 tak dibedakan menjadi 2, yaitu :
Ø Sistem Pelumasan Campur
Pada sistem ini oli dicampurkan dengan bahan bakar (bensin) pada tangki. Contohnya adalah pada sepeda motor vespa.
Ø Sistem Pelumasan Autolube
Pada sistem ini oli ditampung pada tempat tersendiri. Oleh karena itu pada sistem ini digunakan dua jenis minyak pelumas, yaitu pelumasan untuk bak engkol dan pelumasan untuk motornya. Untuk menjalankan tugas tersebut sistem ini dilengkapi dengan pompa oli. Contohnya pada sepeda motor Yamaha.
Sistem pelumasan percik umumnya digunakan pada sepeda motor 4 tak seperti Honda. Minyak pelumas yang digunakan pada sepeda motor adalah oli, karena oli mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam pelumasan, yaitu :
a. Daya lekatnya baik
b. Titik nyala tinggi
c. Tidak mudah menguap
d. Titik beku rendah
e. Mudah memindahkan panas.

Kekentalan oli ditandai dengan SAE (The Society of Automotive Engineers). Semakin besar angka SAE-nya berarti semakin kental. Oli SAE 40 lebih kental dari pada oli SAE 20. kekentalan oli tersebut makin lama makin berkurang sehingga daya lumasnya pun menurun. Panas dan proses pembakaran sangat berpengaruh terhadap kualitas oli. Sisa pembakaran seperti H2O yang mengembun masuk kedalam bak oli dan bereaksi akhirnya menghasilkan lumpur yang merusak kualitas oli. Disamping itu karbon yang tidak terbakar akan bercampur dengan oli dan mengendap menjadi kerak.

Oli pada sistem pelumasan sepeda motor berfungsi sebagai :
a. Mengurangi gesekan
b. Menyerap panas
c. Mengurangi kehausan
d. Menambah kerapatan antara piston dan dinding silinder
e. Mencegah karat
f. Membersihkan kotoran-kotoran
c. Pompa Oli

Pompa oli pada sepeda motor berfungsi untuk memyemprotkan oli agar bercampur dengan gas baru dan masuk kedalam ruang bakar. Jumlah oli yang disemprotkan kedalam ruang bakar harus sesuai dengan ketentuan. Tidak boleh banyak ataupun kurang, jika terlalu banyak mengakibatkan ruang bakar menjadi cepat kotor oleh kerak/karbon dan polusi yang ditimbulkan oleh asap buang gas. Jika kurang mengakibatkan motor menjadi cepat panas dan memungkinkan piston macet didalam silinder.
Jumlah oli yang disemprotkan oleh pompa dapat disetel, mekanisme penyetelannya pun tidak sama. Sepeda motor yang dipompa oli adalah sepeda motor 2 tak seperti Yamaha dan Suzuki, vespa termasuk sepeda motor 2 tak tapi oli tidak disemprotkan oleh pompa melainkan dicampur dengan bensin dalam tangki bensin. Sedangkan motor 4 tak seperti Honda tidak menggunakan pompa oli dan bensinnya dicampur dengan oli. Percikan oli dari ruang engkol secara otomatis karena pada pipi engkol terdapat sendok yang berfungsi sebagai pemercik.
1.      Pemeriksaan, Penyetelan, dan Perawatan :
Periksa tanda penyetelan pada pompa oli. Pada motor Suzuki A-100, waktu gas tangan diputar penuh maka tanda pada tuas pompa dan tanda pada rumah pompa harus segaris. Jika tanda tidak segaris maka perlu penyetelan kabel pompa oli.
2.      Pada motor jenis Kawasaki KH-110 penyetelan pompa oli dilakukan setelah motor mencapai temperatur kerja. Setelah motor hidup pada putaran stasioner gas tangan diputar sampai putaran motor mulai naik. Pada posisi ini pompa oli harus segaris. Jika tanda penyetelan tidak segaris maka perlu penyetelan pada kabel pompa oli.
3.      Pada motor Yamaha V-75 (E) Deluxe, penyetelan dilakukan dengan menggunakan mur pengunci lalu baut penyetel diputar hingga tanda yang terdapat pada pully lurus dengan baut yang terdapat pada plat penyetel. Setelah lurus mur penyetel diluruskan lagi. Penyetelan dilakukan dalam keadaan katup gas tertutup.
4.      Pada Yamaha Alfa penyetelan dilakukan dengan mengendorkan mur pengunci lalu dengan memutar penyetel hingga tanda pully penyetel sejajar di tengah-tengah sekrup Philip head atau terletak pada jarak 1 mm dari sekrup tengah. Selain itu keraskan lagi mur pengunci.

Label: ,

PROSPEK BIOETHANOL SEBAGAI PENGGANTI MINYAK TANAH

Sumber : Gusmailina (Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor)
RINGKASAN
Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu bahan bakar nabati yang saat ini menjadi primadona untuk mengggantikan minyak bumi. Minyak bumi saat ini harganya semakin meningkat, selain kurang ramah lingkungan juga termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Bioetanol mempunyai kelebihan selain ramah lingkungan, penggunaannya sebagai campuran BBM terbukti dapat mengurangi emisi karbon monoksida dan asap lainnya dari kendaraan. Saat ini bioethanol juga bisa dijadikan pengganti bahan bakar minyak tanah. Selain hemat, pembuatannya bisa dilakukan di rumah dengan mudah, lebih ekonomis dibandingkan menggunakan minyak tanah. Dengan demikian bisnis bioetanol di Indonesia mempunyai prospek yang cerah karena melimpahnya bahan baku, seperti singkong, tebu, aren, jagung maupun hasil samping pabrik gula (molase). Dari sektor kehutanan bioetanol bisa dihasilkan dari sagu, nipah, dan aren.
Tulisan ini mencoba menguraikan secara global tentang prospek beberapa komoditi sebagai sumber bioetanol untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah.
======================================================================
I. PENDAHULUAN
A. Bioetanol
Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan bakal alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang terbarukan. Merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan yang memiliki keunggulan karena mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 %. Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan bioetanol antara lain tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti: tebu, nira, aren, sorgum, ubi kayu, jambu mete (limbah jambu mete), garut, batang pisang, ubi jalar, jagung, bonggol jagung, jerami dan bagas Banyaknya variasi tumbuhan akan lebih leluasa memilih jenis yang sesuai dengan kondisi tanah yang ada. Sebagai contoh ubi kayu dapat tumbuh di tanah yang kurang subur, memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit dan dapat diatur waktu panennya. Namun kadar patinya hanya 30 persen, lebih rendah dibandingkan dengan jagung (70 persen) dan tebu (55 persen) sehingga bioetanol yang dihasilkan jumlahnya pun lebih sedikit. Di sektor kehutanan bioetanol dapat diproduksi dari sagu, siwalan dan nipah serta kayu atau limbah kayu. 
Minyak bumi saat ini harganya semakin meningkat, selain kurang ramah lingkungan juga termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Bioetanol dapat dihasilkan dari hasil pertanian yang tidak layak/tidak bisa dikonsumsi, seperti dari sampah/limbah pasar, limbah pabrik gula (tetes/mollases). Yang penting bahan apapun yang mengandung karbohidrat & gula, dapat diproses menjadi bioetanol. Melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek menjadi gula sederhana), fermentasi, dan distilasi, bahan-bahan tersebut dapat dikonversi menjadi bahan bakar bioetanol. Untuk menjaga kestabilan pangan sebaiknya bioetanol diproduksi dari bahan-bahan yang tidak layak/tidak bisa dikonsumsi, seperti singkong gajah yang beracun, dari sampah atau limbah apapun yang mengandung karbohidrat & gula, melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek menjadi gula sederhana), fermentasi, dan distilasi, bahan-bahan tersebut akhirnya dikonversi menjadi bioetanol. 
Produksi etanol nasional pada tahun 2006 mencapai 200 juta liter. Kebutuhan etanol nasional pada tahun 2007 diperkirakan mencapai 900 juta kiloliter (Surendro, 2006). Saat ini bioetanol diproduksi dari tetes tebu, singkong maupun dari jagung. Alternatif lain bahan baku bioetanol yaitu biomassa berselulosa. Biomassa berselulosa merupakan sumber daya alam yang berlimpah dan murah serta memiliki potensi untuk produksi komersial industri etanol atau butanol. Selain dikonversi menjadi biofuel, biomassa berselulosa juga dapat mendukung produksi komersial industri kimia seperti asam organik, aseton atau gliserol (Wymann, 2002). 
Bioetanol adalah cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme (Anonim, 2007). Bioetanol dapat juga diartikan juga sebagai bahan kimia yang memiliki sifat menyerupai minyak premium (Khairani, 2007). Bahan baku pembuatan bioetanol ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: bahan sukrosa (nira, tebu, nira nipah, nira sargum manis, nira kelapa, nira aren, dan sari buah mete), bahan berpati (bahan yang mengandung pati atau karbohidrat seperti tepung ubi, tepung ubi ganyong, sorgum biji, jagung, cantel, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dan lain–lain, dan bahan berselulosa/lignoselulosa (tanaman yang mengandung selulosa /serat seperti kayu, jerami, batang pisang, dan lain-lain. Dari ketiga jenis bahan baku tersebut, bahan berselulosa merupakan bahan yang jarang digunakan dan cukup sulit untuk dilakukan. Hal ini karena adanya lignin yang sulit dicerna sehingga proses pembentukan glukosa menjadi lebih sulit dan sedikit (Khairani, 2007).
B. Biogasoline (gasohol) dan perkembangannya
Gasohol adalah campuran antara bioetanol dan bensin dengan porsi bioetanol sampai dengan 25% yang dapat langsung digunakan pada mesin mobil bensin tanpa perlu memodifikasi mesin. Hasil pengujian kinerja mesin mobil bensin menggunakan gasohol menunjukkan gasohol E-10 (10% bioetanol ) dan gasohol E-20 (20% bioetanol) menunjukkan kinerja mesin yang lebih baik dari premium dan setara dengan pertamax. (The Largest Aceh Community, 2008). Bahan campuran ini juga menghasilkan emisi karbon monoksida dan total hidrokarbon yang lebih rendah dengan yang lainnya. Biogasoline atau dikenal juga dengan nama Gasohol, telah dijual secara luas di Amerika Serikat, dengan campuran 10% bioetanol (dari bahan baku jagung) dan 90% gasoline. Di Brazil, bioetanol untuk campuran gasoline dibuat dari bahan baku tebu, dan digunakan dalam kadar 10%. Di Finlandia, biogasoline yang digunakan memiliki kadar bioetanol 5% dan memiliki angka oktan 98. Di Jepang, sejak tahun 2005 sudah mulai digunakan gasoline dengan campuran 3% bioetanol, dan diharapkan pada tahun 2012 seluruh gasoline yang dijual di Jepang sudah menggunakan biogasoline. Sejak tahun 2006 Thailand telah menjual gasohol 95, dan direncanakan pada tahun 2012 Thailand akan mengganti seluruh gasoline dengan biogasoline. 
Lebih awal lagi Brazil sejak tahun 1925 telah mengembangkan bioetanol yang bersumber dari tebu dengan melakukan ujicoba pada kendaraan. Pengembangan mengalami proses yang cukup lama namun mendapat dukungan penuh dari pemerintah dalam bentuk regulasi dan insentif, sehingga saat ini pengembangan biofuel di Brazil telah menggunakan mekanisme pasar. Dari seluruh produksi tebu, perbandingan untuk pemanfaatan sebagai gula dan bioetanol adalah sekitar 50:50. Biaya produksi bioetanol tergolong murah karena sumber bahan bakunya merupakan limbah pertanian atau produk pertanian yang nilai ekonomisnya rendah serta berasal dari hasil pertanian budidaya tanaman pekarangan (hortikultura) yang dapat diambil dengan mudah 
Sebagai sebagai bahan bakar bioetanol mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan 92 lebih tinggi dari premium nilai oktan 88, dan pertamax nilai oktan 94. Hal ini menyebabkan bioetanol dapat menggantikan fungsi zat aditif yang sering ditambahkan untuk memperbesar nilai oktan. Zat aditif yang sering digunakan seperti metal tersier butil eter dan Pb, namun zat aditif tersebut sangat tidak ramah lingkungan dan bisa bersifat toksik. Bioetanol merupakan bahan bakar yang tidak mengakumulasi gas karbon dioksida (CO2) dan relatif kompetibel dengan mesin mobil berbahan bakar bensin. Kelebihan lain dari bioetanol ialah cara pembuatannya yang lebih sederhana yaitu fermentasi menggunakan mikroorganisme tertentu (Mursyidin, 2007).
Bulan Agustus 2006, Pertamina telah meluncurkan produk BioPremium, namun masih terbatas di SPBU Jl. Mayjen M. Wiyono, Malang. BioPremium yang dijual dibuat dari campuran BBM Premium dan 5% bioetanol. Bioetanol untuk campuran BioPremium diproduksi oleh PT Molindo Raya Industrial (MRI) di Lawang dengan bahan baku tetes tebu. Sejak diluncurkan, respon masyarakat cukup baik, dengan meningkatnya omzet penjualan. Sedangkan di Jakarta, sejak Desember 2006 sudah bisa dilihat BioPertamax di beberapa SPBU, antara lain di SPBU di Jl. Tentara Pelajar, Senayan. Pengembangan selanjutnya di wilayah Jawa Barat, di mana Pertamina meluncurkan BioPremium di Bandung tahun 2007. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, direncanakan akan didirikan pabrik etanol berkapasitas 200 juta liter etanol per tahun oleh LBL Network Ltd. dari Korea Selatan bekerja sama dengan PT Mitra Sae Internasional di Kuningan, dengan bahan dasar ubi kayu spesies Manihot esculanta trans.w (http://www.pertamina.com)
II. POTENSI SUMBER BIOETANOL
A. 1. Potensi sagu
Sagu (Metroxylon spp) merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan penghasil karbohidrat yang cukup tinggi dibanding dengan tanaman penghasil karbohidrat lainnya. Secara alami tumbuhan sagu tersebar hampir di setiap pulau atau kepulauan di Indonesia dengan luasan terbesar terpusat di Papua, sedangkan sagu semi budidaya terdapat di Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Tumbuhan ini merupakan asli Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai energi mix atau sebagai pencampur premium dan pertamax (E) atau dalam kondisi tertentu dari mesin dapat digunakan secara penuh (E100). 
Populasi tumbuhan sagu di Indonesia diperkirakan terbesar di dunia sekitar 1,2 juta ha dan 90% diantaranya tumbuh di propinsi Papuas dan Maluku (Flach, 1997). Ke dua daerah tersebut termasuk pusat keragaman sagu tertinggi didunia, juga di beberapa daerah lain yang sudah mulai dimanfaatkan potensinya (semi budidaya). Informasi luas hutan alam sagu Indonesia menurut Flach (1997) yaitu 1.250.000 ha, yang tersebar di Papua 1.200.000 ha dan Maluku 50.000ha serta 148.000 ha hutan sagu semi budidaya yang tersebar di Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, kepulauan Riau dan Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat). Akan tetapi dari luasan tersebut hanya sekitar 40% saja yang merupakan areal penghasil pati produktif dengan produktivitas pati 7 ton/ha/tahun atau setara dengan etanol 3,5 kl/ha/tahun.
Menurut Poniman (1996) di Irian Jaya terdapat sekitar 1.406.469 ha tegakan sagu. Setiap ha tegakan sagu per tahun paling sedikit dihasilkan 2,5 ton pati sagu (Flach, 1983). Dengan demikian di Irian Jaya terdapat potensi pati sagu sekitar 3.516.176 ton sagu/tahun. Untuk kebutuhan pangan, masyarakat Irian membutuhkan sekitar 150.000 ton sagu/tahun. Dari data ini di Itian Jaya terdapat potensi sagu sekitar 3,1 juta ton yang menunggu pemanfaatannya. di Mentawai (Rasyad, 1996) terdapat sekitar 56.100 ha tegakan sagu dengan produksi sekitar 1.200 ton. Dengan demikian di Mentawai terdapat potensi pati sagu sekitar 139.000 ton/tahun. Di Padang Pariaman terdapat tegakan sagu sekitar 95.790 ha dengan produksi 5.063 ton/tahun (Zuki, 1996), di daerah ini terdapat potensi sagu yang belum dimanfaatkan sebanyak 234.412 ton sagu/tahun. Dari penjelasan tersebut potensi sagu sangat tinggi dan sudah saatnya dilakukan pemanfaatan pohon sagu agar tidak mubazir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, telah merintis pemanfaatan sagu menjadi bioetanol, baik skala laboratorium mapun skala usaha kecil. Dan ini merupakan penelitian awal dalam rangka menuju optimalisasi produksi dan produktivitas bioetanol dari sagu.
A.2. Pati Sagu sebagai Sumber Bioetanol
Pati sagu disebut juga poliglukosa, karena unit monomernya glukosa. Pati sagu lebih murni karena miskin kandungan lemak, protein dan senyawa lain, sehingga pati sagu sangat cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan turunan pati seperti dekstrin, dekstrose, gula, dan produk turunan lainnya. Pati sagu diekstrak dari empulur batang yang mengandung pati (27-31%), serat (20-24%) dan air (45-53%). Ekstraksi dilakukan dengan metode aliran air, sehingga air sangat berpengaruh terhadap kualitas mutu sagu. Bioetanol dari sagu berasal dari dua bagian yaitu pati sagu dan serat sagu. Sedangkan prosesnya berlangsung dalam empat tahapan yaitu : 1) hidrolisa bahan menjadi oligosacharida; 2) hidrolisa oligosacharida menjadi gula; 3) konversi gula menjadi etanol, 4) pemurnian bioetanol.
Pembuatan etanol dari pati dapat dilakukan secara kimia ataupun biologis. Akan tetapi jika berbicara “bioetanol” tentunya proses yang dipakai adalah secara biologis. dengan menggunakan enzim alfa dan glucoamilase yang mampu mengurai pati menjadi gula dan selanjutnya difermentasi lanjut menjadi bioetanol. Bioetanol dapat diperoleh dari serat dengan menggunakan enzim selulase. Efektivitas proses ini dipengaruhi oleh jenis enzim, kekentalan bahan (ratio pati dan air), presentase enzim dan proses fermentasi. Langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan sagu sebagai berikut: 
Sagu (empelur) di parut ? dipanaskan ? aduk rata ? dinginkan ? tambahkan enzim ? aduk rata ? tambahkan urea dan NPK ? aduk rata ? fermentasi ? distilasi ? bioetanol ? pemurnian

Proses fermentasi berlangsung beberapa jam setelah semua bahan dimasukkan ke dalam fermentor. Proses ini berjalan ditandai dengan keluarnya gelembung-gelembung udara kecil-kecil Gelembung-gelembung udara ini adalah gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi. Selama proses fermentasi usahakan agar suhu tidak melebihi 36 oC dan pH nya dipertahankan 4.5 – 5. Proses fermentasi berjalan kurang lebih selama 2 sampai 3 hari. Salah satu tanda bahwa fermentasi sudah selesai adalah tidak terlihat lagi adanya gelembung-gelembung udara.
Setelah proses fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke dalam evaporator atau boiler. Panaskan dengan suhu dipertahankan antara 79 – 81 oC. Pada suhu ini bioetanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap. Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator. Distilasi pertama, biasanya kadar bioetanol masih di bawah 95%. Apabila kadar bioetanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi (reflux) hingga kadar bioetanolnya 95%. Jika kadar bioetanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol. Biarkan semalam. Setelah itu didistilasi lagi hingga kadar airnya berkurang, dan kadar bioetanol yang diperoleh dapat mencapai 98-99%.
B. Bioetanol dari TKKS
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah biomassa selulosa yang memiliki potensi besar dengan kelimpahan cukup tinggi. TKKS merupakan hasil samping dari pengolahan minyak kelapa sawit yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai pupuk, bahan baku pembuatan matras dan media bagi pertumbuhan jamur serta tanaman. Hasil penelitian Iriani (2009) bertujuan untuk mendapatkan kondisi sakarifikasi terbaik padaTKKS dengan menggunakan Trichoderma reesei dan melakukan fermentasi alkohol oleh Saccharomyces cerevisiae, yang masing-masing menghasilkan konsentrasi gula pereduksi dan alkohol paling tinggi . TKKS yang digunakan selama proses sakarifikasi terlebih dulu diberi perlakuan awal yakni dengan pemanasan di suhu 1210C, dengan tekanan 1,5 atm selama 90 menit. Sakarifikasi menggunakan metode fermentasi padat, yakni dengan menginokulasikan suspensi spora T.reesei sebanyak 10% v/b (3,5-7,4`x108sel/mL) ke dalam TKKS yang telah ditambahkan medium basal Mandels & Waber dan akuades dengan perbandingan 3:4, sehingga kelembaban mencapai 70 %. Sakarifikasi dilakukan selama 8 hari. Parameter yang diamati setiap 48 jam adalah kadar gula pereduksi, aktivitas CMCase (endoglukanase), beta-glukosidase dan pH medium. Optimasi suhu sakarifikasi yang dilakukan adalah pada suhu 250C, 300C dan 350C. Suhu sakarifikasi terbaik diperoleh pada 300C, dengan kadar gula pereduksi paling tinggi 1,46 mg/g substrat yang diperoleh pada hari ke-8. Selanjutnya suhu tersebut digunakan pada penentuan pH awal terbaik padamedium sakarifikasi dengan nilai pH 4,5 ; 5; 5,5 ; dan 6. Konsentrasi gulapereduksi paling tinggi ada pada pH awal medium 5,5 yakni sebesar 1,5 mg/gsubstrat pada hari ke-8.Sakarifikasi ulang dilakukan dengan menggunakan suhu dan pH awal terbaikselama 12 hari. Filtrat gula hasil sakarifikasi hari ke-12 digunakan sebagaisubstrat fermentasi alkohol. Inokulum fermentasi yang digunakan adalah Saccharomyces cereviseae sebanyak 5% v/v (5,35 x 108 sel/mL) sel diinokulasikan ke dalam medium dan difermentasi secara anaerob selama 96 jam. 
Parameter yang diamati adalah kadar gula pereduksi, kadar etanol, jumlah sel serta pH medium. Konsentrasi etanol paling tinggi yang dihasilkan pada fermentasi selama 72 jam sebesar 0,046 % dengan konversi gula menjadi etanol sebesar 47,32%. Kandungan selulosa TKKS sekitar 45.80% dan hemiselulosa 26.00%. Jika perhitungan minimal menurut Badger (2002) maka potensi bioetanol dari TKKS adalah sebesar 2,000 juta liter atau setara dengan 1446.984 liter bensin (Anonim, 2008). Produksi bioetanol berbahan baku limbah kelapa sawit layak diusahakan karena tingkat keuntungan mencapai 75 %.
C. Bioetanol dari pati Ganyong (Canna edulis)
Di Indonesia Ganyong (Canna edulis) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, antara lain: umbi mudanya untuk sayuran, umbi tuanya dapat diperas patinya untuk dibuat tepung, sedangkan daun dan tangkainya dapat digunakan untuk pakan ternak (Rukmana, 2000). Umbi ganyong mengandung karbohidrat yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk produksi glukosa dan fermentasi etanol. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan katalis asam, kombinasi asam dan enzim, serta kombinasi enzim dan enzim (Judoamidjojo et al., 1992). Hasil penelitian Wulansari (2004) dan Putri & Sukandar (2008) menunjukkan bahwa pati ganyong memiliki kadar karbohidrat 80% dan kadar air 18%, Pati ganyong memiliki warna putih kecoklatan dan tekstur halus. Kadar pati yang tinggi menunjukkan bahwa pati ganyong dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan sirup glukosa kadar pati yang tinggi menunjukkan bahwa pati ganyong juga dapat dijadikan bahan baku untuk bioetanol. Jenis asam dan konsentrasi asam tidak berpengaruh signifikan terhadap gula pereduksi yang dihasilkan pada hidrolisis pati ganyong, hidrolisis optimum didapat dengan HNO3 7% (DE = 28,4 ). Kadar glukosa pada fermentasi mempengaruhi kadar etanol yang dihasilkan, pada penelitian ini fermentasi dengan kadar glukosa hasil hidrolisis sebesar 4,81% menghasilkan etanol 4,84%, sedangkan dengan kadar glukosa 14% etanol yang dihasilkan meningkat menjadi 8,6%.
D. Bioetanol dari Nira Sorgum
Sorgum (Sorgum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai area adaptasi yang luas. Sorgum merupakan tanaman yang bukan asli Indonesia, melainkan dari Ethiopia dan Sudan Afrika. Di Indonesia sorgum mempunyai beberapa nama seperti gandrung, jagung pari, dan jagung canthel. Tanaman ini toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama atau penyakit. Selama ini batang sorgum hanya digunakan untuk pakan ternak. Nira sorgum yang berasal dari batang tanaman sorgum bisa dimanfaatkan untuk membuat bioetanol, karena komposisi nira sorgum hampir sama dengan nira tebu. Batang sorgum apabila diperas akan menghasilkan nira yang rasanya manis. Kadar air dalam batang sorgum kurang lebih 70 persen yang artinya kandungan niranya kurang lebih hamper sama. Selama ini batang sorgum yang menghasilkan nira biasanya hanya digunakan sebagai pakan ternak, sehingga belum memiliki nilai ekonomis yang optimal. Mengingat nira sorgum mengandung kadar glukosa yang cukup besar (Tabel 1), serta memiliki kualitas setara dengan nira tebu, maka sorgum boleh menjadi pertimbangan sebagai salah satu potensi penghasil bioetanol masa depan. 
Tabel 1. Perbandingan komposisi nira sorgum dengan nira tebu
Komposisi Nira sorgum Nira tebu
Brix (%) 13,60 – 18,40 12 – 19
Sukrosa (%) 10 – 14,40 9 - 17
Gula reduksi (%) 0,75 – 1,35 0,48 – 1,52
Gula total (%) 11 – 16 10 – 18
Amilum (ppm) 209 - 1.764 1,50 – 95
Asam akonitat (%) 0,56 0,25
Abu (%) 1,28 – 1,57 0,40 – 0,70
Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (1996).
Hasil penelitian Sari (2009), menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah variabel % volume starter. Setelah dilakukan optimasi terhadap variabel tersebut, kondisi optimum diperoleh dari proses fermentasi yang menggunakan Saccharomyces ceerevisiae pada waktu fermentasi 7 hari, kadar glukosa 14,5 %, serta penambahan starter 9 % dari volume total. Bioetanol yang dihasilkan adalah 11,82 %. dengan konversi bioetanol yang cukup tinggi yaitu sebesar 46,21 %. Sorgum yang selama ini dikenal sebagai bahan pangan juga berprospek menjadi bahan bioetanol, 2,5 kg sorgum kawali dapat menjadi seliter bioetanol.
E. Bioetanol dari Tetes Tebu ( Molase )
Molase atau tetes tebu mengandung kurang lebih 60% sellulosa dan 35,5% hemiselullosa. Kedua bahan polysakarida ini dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi ethanol. Potensi produksi molase ini per ha kurang lebih 10 – 15 ton, Jika seluruh molase per ha ini diolah menjadi ethanol (fuel grade ethanol), maka potensi produksinya kurang lebih 766 hingga 1,148 liter/ha FGE. Produksi bioetanol berbahan baku molase layak diusahakan karena tingkat keuntungan mencapai 24%.
F. Bioetanol dari Jerami Padi
Jerami padi mengandung kurang lebih 39% sellulosa dan 27,5% hemiselullosa. Kedua bahan polysakarida ini dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi bioethanol. Potensi produksi jerami padi per ha kurang lebih 10 – 15 ton, jerami basah dengan kadar air kurang lebih 60%. Jika seluruh jerami per ha ini diolah menjadi ethanol (fuel grade ethanol), maka potensi produksinya kurang lebih 766 hingga 1,148 liter/ha FGE (perhitungan ada di lampiran). Dengan asumsi harga ethanol fuel grade sekarang adalah Rp. 5500,- (harga dari pertamina), maka nilai ekonominya kurang lebih Rp. 4,210,765 hingga 6,316,148 /ha. 
Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di Indonesia adalah 11.9 juta ha. Artinya, potensi jerami padinya kurang lebih adalah 119 juta ton. Apabila seluruh jerami ini diolah menjadi bioethanol maka akan diperoleh sekitar 9,1 milyar liter bioethanol (FGE) dengan nilai ekonomi Rp. 50,1 trilyun. Jika dihitung-hitung ethanol dari jerami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bensin nasional. Kandungan jerami padi cocok untuk diolah menjadi bioetanol, namun perlu dipertimbangkan juga terhadap hara yang harus dikembalikan lagi ke lahan setelah panen dilakukan.
Potensi bioetanol dari jerami padi menurut Kim and Dale (2004) adalah sebesar 0.28 l/kg jerami. Sedangkan kalau dihitung dengan cara Badger (2002) adalah sebesar 0.20l/kg jerami, sehingga dari data ini bisa diperkirakan berapa potensi bioetanol dari jerami padi di Indonesia (Tabel 3). Jika prediksi minimal dengan cara Badger (2002), maka jumlah bioetanol yang dihasilkan dapat menggantikan bensin sejumlah 7,915 - 11,874 juta liter, artinya cukup untuk memenuhi kebutuhan bensin nasional selama satu tahun.
Tabel 3. Potensi bioetanol dari jerami padi
Prediksi Prediksi potensi bioetanol
Kim and Dale (2004) 15,316 juta liter - 22,974 juta liter
Badger (2002) 10,940 juta liter - 16,410 juta liter

G. Bioetanol dari bonggol pisang
Bonggol pisang memiliki komposisi 76% pati, 20% air, sisanya adalah protein dan vitamin (Yuanita, 2008). Kandungan korbohidrat bonggol pisang tersebut sangat berpotensi sebagai sumber bioetanol. Bonggol pisang (Gambar 4) juga dapat dimanfaatkan untuk diambil patinya, pati ini menyerupai pati tepung sagu dan tepung tapioka. Bahan berpati yang digunakan sebagai bahan baku bioetanol disarankan memiliki sifat yaitu berkadar pati tinggi, memiliki potensi hasil yang tinggi, fleksibel dalam usaha tani dan umur panen yang pendek (Prihandana, 2007).
Bonggol pisang dikupas dan dibersihkan dari kotoran, kemudian dipotong kecil-kecil lalu dikeringkan dengan cara dijemur dan diangin-anginkan sampai kering. Bonggol pisang dibuat kering bertujuan agar lebih awet dan menghilangkan kandungan airnya sehingga diperoleh bonggol yang kering dan dapat disimpan sebagai cadangan bahan baku (Anonim, 2008). Bonggol pisang kering digiling dengan mesin penggiling atau ditumbuk dengan penumbuk sehingga menjadi serbuk halus. Serbuk bonggol pisang lalu disaring atau diayak sehingga diperoleh pati yang homogen. Hasil penelitian Assegaf (2009), menyimpulkan bahwa Bonggol pisang (Musa paradisiacal) mempunyai prospek sebagai sumber bioetanol. Metode yang diterapkan adalah metode hidrolisis asam dan enzimatis, namun dari kedua metode tsb metode hidrolisis secara enzimatis merupakan proses yang lebih baik dibandingkan hidrolisis dengan katalis asam.
H. Bioetanol dari sigkong karet (singkong gajah)
Singkong karet merupakan salah satu jenis singkong pohon yang mengandung senyawa beracun, yaitu asam sianida (HCN), sehingga tidak diperdagangkan dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat (Anonim, 2006). Singkong karet (singkong gajah) kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat karena beracun, oleh karena itu sangat tepat sekali bila singkong jenis ini digunakan sebagai bahan baku bioetanol. Penelitian Sriyanti (2003), menunjukkan bahwa dari tiga varietas singkong yakni varietas randu, mentega dan menthik ternyata kadar gula dan alkohol tertinggi terdapat pada varietas mentega yakni sebesar 11,8% mg untuk kadar gula, dan 2,94% mg untuk kadar alkohol. Menurut Sugiarti (2007) dalam Setyaningsih (2008), bahwa kandungan alkohol ubi kayu varietas randu yakni sebesar 51%. Menurut Ludfi (2006) dalam Setyaningsih (2008), setelah dilakukan pengujian terhadap kadar alcohol pada hasil fermentasi ampas umbi singkong karet, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alkohol terendah adalah 11,70% pada waktu fermentasi 9 hari dan dosis ragi 2 gr. Sedangkan kadar alkohol tertinggi adalah 41,67% pada waktu fermentasi 15 hari dan dosis ragi 8 gr.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melakukan uji coba pengembangan energi alternatif bioetanol dari bahan dasar singkong. Untuk menghasilkan bioetanol sekitar satu liter dibutuhkan sedikitnya 6,5 kilogram singkong. Bioetanol yang dihasilkan nantinya bisa untuk oktan 40% atau seperti minyak tanah, 70% seperti premium bahkan 90% seperti Pertamax. Biaya produksi untuk satu liternya sekitar Rp3.000 jadi kalau dijual Rp4.000 atau Rp5.000 tetap lebih murah dari premium.
I. Bioetanol dari Talas (Colocasia Esculenta)

Tanaman talas bentul (Colocasia esculenta L.) mempunyai nama lain Inggris yaitu taro, old cocoyam, dasheen, eddoe. Nama Prancis adalah taro. Di Indonesia dikenal dengan nama bentul, talas, keladi. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang basah dengan temperatur 25–30 oC dan dengan kelembaban yang tinggi. Talas tumbuh dari ketinggian 1200 m dpl di Malaysia, di Filipina 1800, dan bahkan 2700 m di Papua New Guinea. Tanaman ini toleran terhadap naungan /tempat teduh dan ditanam sebagai tanaman selingan pada pertanian. Kadar pati talas 66.8 % sedangkan kadar air sekitar 7,2 %. 
Retno, dkk., (2008) meneliti bioetanol dari tepung talas. Tepung talas kering selanjutnya digunakan pada reaksi hidrolisa dengan katalis enzim alpha amylase pada pH 6.9 suhu 80oC dan katalis enzim Glucoamylase pada pH 4.8 suhu 55 oC untuk menghasilkan glukosa. Bioetanol yang diperoleh dari 8.7 kg tepung talas sebesar 1006 ml. Biaya yang dibutuhkan pada pembuatan etanol fuel grade dari tepung Talas (Colocasia esculenta) dengan kadar 99.4 %, sebesar Rp. 6,625,00/ Liter (enam ribu enam ratus dua puluh lima per liter).

Label: ,

Sabtu, 18 Mei 2013

Apa itu Sukses? Sukses itu Apa?

Apa itu Sukses? Sukses itu Apa? Definisi arti sesungguhnya objektif
Apa itu Sukses? Sukses itu Apa? 
Pas ditanya, "Siapa yang mau sukses?" Ratusan bahkan ribuan orang berteriak, "Sayaaa!!" Terus, ditanya kembali, "Kamu disebut sukses, kalau apa?" Spontan, suasana hening. Tanda bingung. Dalam hati bergumam, "Iya yah, aku sukses kalau udah apa?"
Sementara, kita tinggalkan sejenak kisah di atas. Coba buka Kamus Bahasa Indonesia. Lihat definisi sukses itu apa. Agar kita dapat definisi objektifnya. Dan ternyata, disitu tertera, bahwa sukses itu artinya berhasil!
Itu sebabnya, definisi sukses itu bukan ditentukan oleh siapapun. Bukan oleh artis. Bukan oleh motivator. Bukan oleh orang kaya. Apalagi orang barat. Bukan! Melainkan, oleh diri Anda sendiri. Sukses Anda itu tergantung dari keberhasilan Anda yang mana. Coba saja, Anda ambil kertas, kemudian tulis disitu 4 poin berikut ini:
  1. Memiliki penghasilan sejajar dengan PNS Kemenkeu, sekitar 7 juta.
  2. Memiliki 100 juta, sebagai  biaya pernikahan.
  3. Memiliki uang 70 juta, sebagai biaya umroh bareng keluarga
  4. Memiliki uang 110 juta. Untuk membeli mobil Xenia XI VVT-I.
  5. Hafal surat An-Naba'.
  6. Ngecat Kamar-Kamar di lantai 2.
  7. Selesai baca 4 buku ustadz Felix.
Misalnya bulan depan, target di nomor 1 sudah berhasil Anda capai. Kemudian Anda beri tanda centang check list. Berarti Anda telah sukses di satu hal! Sekiranya bulan depan, target yang nomor 2 sudah Anda capai, kemudian Anda beri tanda centang check list. Berarti Anda telah sukses di satu hal! Begitu pulalah dan seterusnya. Intinya, sukses itu sama dengan berhasil. Berhasil itu sama dengan sukses. 
Target Anda Apa itu Sukses Sukses itu Apa target
  • Kalau Anda berhasil melakukan suatu pekerjaan, berarti sama Anda sukses melakukan suatu pekerjaan. 
  • Kalau Anda bilang, "Ah, nanti sore mau makan bakso ah.." Tiba-tiba pas sore harinya Anda makan bakso, berarti Anda telah berhasil (sukses) mencapai tujuan Anda.
  • Kalau Anda bilang, "Ntar 15 menit lagi sampai ke Sekolah nih.." Lalu 15 menit kemudian Anda sampai ke Sekolah, berarti Anda telah berhasil (sukses) mencapai tujuan Anda.
  • Kalau Anda bilang, "Nanti jam 2 malam mau mencuri TV di Rumah tetangga ah.." Ternyata, Anda telah berhasil (sukses) mencuri TV tetangga Anda.
  • Kalau Anda bilang, nanti tanggal 20 mau ke Disney, pas tanggal 21 masih nggak jadi kesana, berarti Anda nggak berhasil (nggak sukses) kesana.
  • Intinya, sukses = berhasil. Tergantung target!
Pertanyaannya sekarang, target Anda apa? Jadi, biar jelas kelakuan sehari-harinya, tentuin dulu targetnya, lalu berusahalah untuk mencapainya. Kalau sudah berhasil dicapai, itulah sukses namanya. Bukan asal-asal ngikutin target orang loh yaa. Sekarang, coba, sekali lagi jawab, Anda disebut sukses kalau apa? 


www.danisiregar.com

Label:

Minggu, 28 April 2013

Kawasaki ER-6n


 
Motor Kawasaki ER-6n pertama kali masuk Indonesia pada Desember 2012 oleh Kawasaki Motor Indonesia selaku pemengang merek Kawasaki.

Dilansir situs Kawasaki Indonesia, motor tersebut dibanderol Rp 102,5 juta on the road Jakarta, dan didatangkan langsung dari Jepang dalam bentuk CBU (Completely Build Up).

Kawsaki Er-6n disokong mesin 649 cc 4 - Langkah, 2 silinder sejajar DOHC, 8 Valve yang dikawinkan transmisi 6 percepatan. Mesin tersebut bisa melontarkan tenaga 53 kW (72.1 PS) pada 8.500 RPM dan torsi maksimum 64 N.m (6.5 kgf.m) pada 7.000 RPM.
 
Berikut spesifikasi motor Kawasaki ER-6n:

Rangka



  • Suspensi Depan: 41 mm Telescopic Fork
  • Suspensi Belakang: Monoshock Suspension
  • Rem Depan: Cakram Twin Port
  • Rem Belakang: Cakram Twin Port
  • Ban Depan: 120 / 70ZR17M / C (58W)
  • Ban Belakang: 160 / 60ZR17M / C (69W)
  • PxLxT: 2.100 mm x 770 mm x 1.110 mm
  • Berat: 204 kg
  • Tangki Bensin: 16 Liter

Mesin:


  • Tipe: 4 - Langkah, 2 silinder sejajar, 649 cm3
  • Tenaga: 53kW (72.1 PS) / 8.500 RPM
  • Torsi: 64 N.m (6.5 kgf.m) / 7.000 RPM
  • Diameter x Langkah: 83 x 60 mm
  • Valve System: DOHC, 8 Valve
  • Sistem Bahan Bakar: Fuel Injeksi
  • Sistem Pengapian: Digital System
  • Sistem Pendinginan: Coolant
  • Perbandingan Kompresi: 10.8 : 1

Drivetrain


  • Jumlah Transmisi: 6 - Speed
  • Primary Reduction Ratio: 2.095 (88 / 42)
  • Tipe System Final Drive: Chain Drive
  • Kopling: Wet Multi - Disc

sumber: detik oto

Label:

Sabtu, 20 April 2013

Manfaat Ciuman

.com/ 
1.    Mereka yang mencium pasangannya setiap pagi (setiap hari) sebelum berpisah, berpotensi hidup 5 tahun lebih lama ketimbang mereka yang tidak melakukannya.




2.    Berciuman berdampak positif bagi rasa percaya diri. Membuat Anda merasa dihargai dan membantu menjernihkan pikiran Anda.




3.    Riset menyatakan bahwa ciuman-ciuman yang dilakukan dengan penuh gairah setiap hari (sedikitnya 60 detik setiap ciuman) dapat menurunkan kelebihan berat badan. Saatnya untuk berdiet dengan ciuman!




4.    Berciuman diakui sebagai pelepas stres.  Ciuman yang bergairah dapat mengurangi ketegangan pikiran, mengurangi energi negatif, meningkatkan perasaan bahagia, dan menurunkan  kadar hormon kortisol, yang merupakan hormon pemicu stres.




5.    Berciuman mengaktifkan 30 otot-otot wajah sehingga dapat membuat wajah lebih kencang dan menghindarkan pipi peyot dan meningkatkan sirkulasi darah di wajah.




6.    Berciuman sangat baik bagi jantung, karena dapat menghasilkan zat adrenalin yang membuat jantung Anda memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh.  Sering berciuman telah terbukti secara ilmiah dapat menstabilkan aktivitas kardiovaskular, menurunkan tekanan darah, dan kadar kolesterol.




7.    Mereka yang sering berciuman akan berkurang kemungkinannya untuk mengalami infeksi perut, kandung kemih, dan gangguan peredaran darah.




8.    Selama berciuman, zat anbodi alami diproduksi melalui liur. Juga, air liur mengandung semacam zat anestesi yang dapat mengurangi rasa nyeri.




9.    Berciuman dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kadar oksitoksin (oxytocin ), yaitu hormon yang membangkitkan rasa tenang dan damai. 




10.     Zat endorphin yang diproduksi saat berciuman , 200 kali lipat lebih kuat  dari morfin,sehingga cukup ampuh untuk mengurangi rasa nyeri. 
sumber: info unik
pixel

Label:

Kebanggaan pria di depan wanita

Pria Bangga di Hadapan Wanita Karena Kelebihan ini

PRIA dan wanita memang dilahirkan dengan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, dalam diri pria ada beberapa hal yang mereka dapat banggakan. Apakah itu?

Seorang pria selalu bangga jika ia dapat melakukan hal terhebat di hadapan wanita. Dan ada beberapa hal yang membuat mereka sempurna ketika melakukannya tersebut membuat mereka tampil percaya diri. Lantas, apa saja kelebihan yang membuat mereka tampak hebat di depan kaum hawa? Berikut ulasannya menurut Times of India.



Makan banyak tanpak khawatir bobot tubuh naik

Pria selalu dapat makan apa pun yang mereka kehendaki tanpa harus mengkhawatirkan bentuk tubuh atau bahkan berat badan mereka. Mungkin mereka diberkati dengan metabolisme yang sangat baik, sehingga mereka dapat makan apapun yang mereka inginkan. Dan itulah kelebihan yang dimiliki pria, tapi tidak pada wanita.

Kemampuan mereka untuk memperbaiki sesuatu

Pria dilahirkan untuk memiliki keahlian dalam pintar memperbaiki alat atau perabotan rumah tangga. Ya, jika berhubungan dengan pekerjaan kasar, pria selalu dapat memperbaikinya, berbeda dengan wanita.

Dewa games

Tidak heran, jika pria kecanduan games. Entah itu games online atau games komputer. Ya, games bagi mereka ibaratkan sebuah pertarungan yang rela mereka korbankan meski dengan wanita

Label:

Jumat, 19 April 2013

Tips Alami Menghilangkan Bekas Jerawat

Tips Alami Menghilangkan Bekas Jerawat

Banyak orang di dunia ini beranggapan bahwa jerawat merupakan hal yang harus dihindari. Bila jerawat di wajah muncul dapat mengurangi kecantikan atau ketampanan sebagian orang, apalagi orang yang sangat peduli dengan tampilan wajahnya, pasti akan merasa risau jika terdapat noda atau jerawat di kulit wajahnya. Penyembab umum penyebab munculnya jerawat ialah dikarenakan adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi padat. Ada berbagai cara untuk mencegah jerawat dan menghilangkan jerawat, dengan cara tersebut Anda bisa terhindar dari penyakit kulit ini (jerawat).

Jika masalah jerawat sudah selesai teratasi, biasanya dari jerawat ini akan timbul bekasnya, terkadang menghilangkan bekas jerawat lebih susah dari pada menghilangkan jerawatnya itu sendiri. Oleh karena itu kali ini Artikel Menarik akan membahas tentang Tips Alami Menghilangkan Bekas Jerawat Wajah Anda.

Pada umumnya noda bekas jerawat berwarna merah atau coklat, dan akan sirna atau hilang dengan sendirinya. Perlu di ketahui, jika anda tidak menggaruk pada jerawat atau memencetnya, jerawat tidak akan meninggalkan bekas berupa lobang atau bopeng yang mendalam, namun jika masih muncul bekas jerawat, cari cara yang paling mujarab untuk membasminya..hehe. Salah satu caranya adalah dengan memaksa/mempercepat tumbuhnya lapisan kulit yang baru.
Untuk itu diperlukan dermabrasi atau teknik laser. Dan kebetulan terdapat sejumlah produk di pasaran yang di peruntukan untuk menumbuhkan kulit baru ini atau dermarbrasi. Namun begitu tetap cara tradisional selalu yang terbaik dan banyak menjadi pilihan karena tidak ada efek samping dari penggunaannya, walaupun hasilnya lebih lama di banding gunakan teknik dermarbrasi, jika sobat lebih memilih cara tradisional untuk mencobanya di rumah, maka cara-cara berikut ini bisa sobat lakukan:

Berikut ini saya berikan beberapa tips alami menghilangkan noda bekas jerawat dengan bahan-bahan Tradisional yang gampang didapatkan di sekitaran anda :
1.     Ambillah sepotong ubi kayu lalu kupas dan buang kulitnya. Kemudian bersihkan lalu parut secukupnya. Setelah itu campurkan dengan air secukupnya dan aduk sampai rata. Saring dan peras parutan ubi kayu tersebut untuk mendapatkan airnya. Cucilah muka anda atau poles ke muka anda seperti melakukan masker wajah biasanya. Lakukan selama seminggu dan lihat hasilnya.
2.     Tumbuk beberapa biji potongan kulit batang kayu manis dan buat menjadi seperti serbuk kayu yang halus. Caranya masih sama seperti point nomor 1, campurkan dengan sedikit air dan oleskan ke bekas jerawat dan coba lakukan tips ini selama seminggu. Lebih bagus dilakukan saat bangun tidur di pagi hari.
3.     Masih menggunakan irisan / potongan kulit batang kayu manis. Buat menjadi serbuk / hancurkan sampai halus dan campurkan dengan Madu. Tempelkan campuran serbuk kulit batang kayu manis dengan madu tadi ke bekas jerawat. Dan diamkan sampai kering. Tips ini lebih bagus anda coba saat mau tidur, sehingga akan lebih maksimal prosesnya
4.     Ambil 15 atau lebih daun sirih yang masih muda, cuci dengan air bersih dan tumbuk sampai halus. Sebelum di oleskan ke bekas jerawat, sebaiknya bersihkan / cuci wajah anda dengan air suam terlebih dahulu. Kemudian oleskan tumbukan daun sirih muda tersebut ke bekas jerawat atau seluruh muka, diamkan selama 30 menit atau sampai kering. Kemudian cuci wajah anda menggunakan sabun sampai bersih. Lakukan rutin 3x seminggu
5.     Gunakan kulit pisang Klutuk (pisang batu) yang sudah matang untuk di usapkan secara rutin ke seluruh permukaan wajah. Lakukan sebelum mandi, dan diamkan selama 10 menit. Setelah itu sebelum anda mandi, bilaslah dulu bekas olesan kulit pisang tersebut menggunakan air TEH yang sudah basi (Buat Teh 1 gelas dan biarkan dingin selama lebih dari 24 jam, lebih bagus lagi kalau malamnya anda taruh di luar rumah agar terkena embun).
6.     Tumbuk biji / buah pinang yang sudah agak tua sampai halus / lembut, campurkan dengan bunga mawar dan aduk sampai rata dan buat jadi masker. Lakukan rutin selama seminggu dan lihat hasilnya.
Nah, itulah tips bagaimana menghilangkan bekas jerawat secara alami. Semoga tips Alami Menghilangkan Bekas Jerawat Wajah Anda ini bermanfaat bagi Anda yang memiliki dan mengalami masalah dengan bekas jerawat.

Label:

Rabu, 17 April 2013

PERAWATAN DAN PERBAIKAN POWER STEERING

PERAWATAN DAN PERBAIKAN POWER STEERING
TOYOTA LAND CRUISER (HARDTOP) 1982
  1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.
Perawatan pencegahan yang dilakukan pada komponen-komponen power steering Toyota Land Cruiser ini adalah pada roda kemudi (steering wheel), poros utama, pipa saluran, tangki cadangan (reservoir), pompa power steering, power steering gear box.
  1. Perawatan pada roda kemudi (Steering wheel)
Roda kemudi mempunyai peranan penting didalam sistem power steering, dimana dengan roda kemudi ini sebuah kendaraan dapat digerakkan atau dibelokkan kekanan atau kekiri. Untuk itu roda kemudi harus mendapatkan perawatan dan perbaikan dalam sistem power steering ini. Sehingga dengan adanya perawatan tersebut, si pengemudi mendapatkan keselamatan dan kenyamanan dalam mengendarai kendaraan roda empat. Adapun pemeriksaan terhadap roda kemudi dilakukan tiap kelipatan 20.000 Km. kegiatan perawatan ini dilakukan sebatas pemeriksaan saja, tetapi jika terdapat kerusakan-kerusakan terhadap komponen perlu dilakukan penggantian.
Beberapa hal pemeriksaan untuk roda kemudi Toyota Land Cruiser :
  1. Pemeriksaan gerak bebas kemudi (free play)
  1. Saat engine berputar (hydrolik bekerja), set roda depan lurus menghadap ke depan.
  2. Ukur gerak bebas pada roda kemudi dengan memutar kemudi dalam kedua arah dengan posisi roda depan lurus, limit maksimum gerak bebas 30 mm.
Gambar 4.1 Gerak Bebas Roda Kemudi (10)
  1. Bila melebihi limit maksimum, periksa atau stel baut penyetel pada gear box dengan cara meluruskan roda depan dalam posisi lurus. Kendorkan baut pengunci pada baut penyetel unit kemudi. Putar baut penyetel sesuai arah jarum jam untuk mengurangi gerak bebas, atau berlawanan jarum jam untuk menambah gerak bebas. Setelah gerak main sudah sesuai spesifikasi kencangkan baut pengunci.
  2. Periksa juga kekendoran roda kemudi dengan menggerakkan ke depan dan ke belakang.
  1. Pemeriksaan stationary steering effort
  1. Tempatkan kendaraan pada permukaan yang rata, putar kemudi pada posisi lurus kedepan.
  2. Hidupkan mesin dan pasang spring balance pada lingkaran luar roda kemudi kemudian ukur kekuatan yang diperlukan untuk memutar roda kemudi kekanan dan kekiri dari posisi lurus kedepan (dengan jangkauan 1,5 putaran). Adapun harga steering effort yang diizinkan 4 kg.
Gambar 4.2 Stationary Steering Effort (10)
  1. Pemeriksaan kembali roda kemudi ke posisi tengah
Adapun cara pemeriksaannya adalah dengan melakukan tes jalan kira – kira kecepatan 35 km/jam putar kemudi 900 dan lepaskan roda kemudi setelah 1-2 detik. Apabila roda kemudi berputar kembali 700 atau lebih dianggap bagus.
Gambar 4.3 Pemeriksaan roda kemudi (10)

  1. Poros utama (Steering shaft)
Poros utama adalah komponen dari sistem kemudi yang mana bertugas sebagai penyalur gaya putar dari roda kemudi yang diteruskan ke gear box. Adapun perawatan pada poros utama ini dilakukan sebatas pemeiksaan saja tetapi jika terdapat beberapa kerusakan komponen, lakukanlah penggantian.
  1. Pemeriksaan baut dan mur jika perlu.
  2. Pemeriksaan poros utama jika terjadi ketidak lurusan.
  1. Pipa saluran oli
Saluran oli merupakan instalasi – instalasi pipa untuk sistem power steering. Dalam perawatan, saluran ini juga harus mendapatkan perhatian yang rutin dan cermat. Untuk itu pemeriksaan terhadap saluran oli ini meliputi:
  1. Pemeriksaan baut – baut dan mur sambungan.
  2. Pemeriksaan instalasi pipa jika terjadi kebocoran yang menyebabkan sistem power steering tidak bekerja dengan optimal.
  3. Pemeriksaan saluran oli dari ketersumbatan dikarenakan terjadi pengendapan oli di dinding pipa saluran.
  1. Tangki cadangan (Reservoir tank)
Oli reservoir merupakan fluida cadangan yang disimpan dalam tangki sebagai minyak pendorong power piston melalui pipa dalam sistem power steering Toyota Land Cruiser. Minyak yang digunakan adalah ATF (Automatic Transmision Fluid) Dextron atau Dextron II. Minyak power steering harus dicek secara teratur. Pemeriksaan minyak harus dilakukan secara rutin setiap 10.000 Km.
Pemeriksaan untuk minyak power steering ini meliputi:
  1. Pemeriksaan jumlah minyak power steering.
Gambar 4.4 Pemeriksaan jumlah minyak (8)
      1. Parkir kendaraan pada lantai yang rata dan keras, lalu hidupkan engine, dan putar roda kemudi beberapa kali agar temperature fluid-nya mencapai 500 – 600 C.
      2. Dengan engine dalam keadaan hidup, putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri beberapa kali.
      3. Periksa minyak pada tangki cadangan apakah timbul berbusa atau berubah warna menjadi agak putih. Periksa perbedaan dari jumlah minyak pada waktu engine mati dan pada saat engine hidup. Apabila perubahan jumlah minyak 5 mm atau lebih, lakukan buang angin (Air bleeding). Adapun cara melakukannya adalah :
  1. Angkat bagian depan kendaraan, tahan pakai rigid rack, sehingga kedua roda depan lepas dari lantai.
  2. Putar puli pompa minyak secara manual beberapa kali.
  3. Putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri lima atau enam kali.
  4. Lepaskan high tension cable, Catatan: Hati – hati jangan menempatkan high tension cable dengan delivery pipe.
  5. Sambil menghidupkan stater motor beberapa kali, putar roda kemudi kekanan dan kekiri sebanyak lima sampai enam kali (selama 15 – 20 detik).
Catatan:
  • Selama membuang angin, tambahkan minyak agar jumlah minyak tidak habis.
  • Apabila membuang angin dilakukan dalam keadaan engine hidup, maka akan terserap udara oleh fluida. Oleh karena itu, buang angin harus dilakukan tanpa menghidupkan engine.
  • Hubungkan high tension cable. Hidupkan engine (idling).
  • Putar roda kemudi kekanan dan kekiri sampai tidak ada lagi gelembung – gelembung udara didalam tangki cadangan fluida power steering.
  • Pastikan fluida tidak mengental dan jumlahnya mencapai posisi yang telah ditentukan pada level gauge.
    1. Penggantian fluida power steering
  1. Angkat roda depan dengan menggunakan dongkrak dan kemudian topang dengan rigid rack.
  2. Lepaskan slang balik dari tangki reservoir dan kuras minyak ke dalam penampung.
  3. Sambil menghidupkan starter motor beberapa kali untuk membuang semua fluida.
  4. Pasang kembali slang balik dengan benar, dan kemudian kencangkan slang balik dengan clip.
  5. Isi tangki reservoir dengan fluida yang baru sesuai spesifikasi sampai diatas posisi lower dari filter.
    1. Pemeriksaan tekanan fluida
Gambar 4.5 Pemeriksaan Tekanan Fluida (7)
  1. Lepaskan hubungan pipa tekanan dari rumah roda gigi.
  2. Pasang sisi pengukuran pada pompa dan sisi katup pada saluran tekan.
  3. Keluarkan udara dari sistem dan putar roda kemudi beberapa kali sehingga temperatur fluida naik kira – kira 500 – 600 C.
  4. Hidupkan engine dan stel putaran idling 1000 rpm atau lebih.
  5. Tutup penuh katup pengukur tekanan dan amati pembacaan pada alat pengukur, nilai tekanannya berada pada nilai standar 7, 3 – 8, 0 Mpa.


Catatan:
    1. Jangan menutup katup lebih dari 10 detik.
    2. Jangan biarkan temperatur fluida menjadi terlalu tinggi.
  1. Jika tekanan rendah, perbaiki atau ganti pompa
  2. Periksa apakah tekanan hidroliknya dalam nilai standar sewaktu kondisi tanpa beban dibuat dengan cara membuka penuh katup pengukur tekanan dari pressure gauge.
  3. Apabila tidak sesuai dengan nilai standar, kemungkinan penyebabnya adalah saluran fluida atau steering gear box. Oleh karena itu periksa komponen dan perbaiki jika perlu.
  1. Pompa power steering
Pompa merupakan suatu sistem power steering pada Toyota Land Cruiser yang harus mendapatkan perawatan yang dilaksanakan setiap 20.000 Km.
Perawatannya meliputi :
  1. Pemeriksaan puli dari keausan dan kerusakan.
Lihat dan dengarkan putaran dari puli, apakah putarannya masih dalam batas – batas toleransi. Kemudian apakah terjadi keausan pada puli akibat gesekannya dengan sabuk.
  1. Pemeriksaan katup pengontrol aliran dan pegas katup
  1. Cek bahwa oli dapat di alirkan melalui lubang katup dengan berat oli tersebut.
  2. Lihat dan periksa panjang pegas katup.

  1. Power steering gear box
Pemeriksaan untuk steering gear box dilakukan setiap kelipatan 20.000 Km, dan pemeriksaan ini dilakukan hanya penyetelan dan perbaikan bahkan penggantian jika dianggap perlu.
Pemeriksaan steering gear box :
  1. Pemeriksaan bantalan
  1. Dengar apakah terjadi suara yang tidak normal selama bantalan bekerja.
  2. Periksa keausan dari bantalan.
  1. Pemeriksaan poros sector dan gear sector.
  1. Periksa permukaan poros dari kerusakan dan keausan.
  2. Lihat dan periksa gigi sector apakah ada yang rusak atau aus.
  1. Pemeriksaan poros cacing (worm shaft) dan mur bola (ball nut)
  1. Periksa alur poros cacing dan mur bola terhadap keausan dan kerusakan.
  2. Periksa alur ball nut telah cacat, melekuk atau kemasukan suatu benda.
  3. Periksa bahwa mur bola dapat berputar turun terhadap poros, oleh beratnya sendiri.
Gambar 4.6 Pemeriksaan Poros Cacing dan Mur Bola (3)

  1. Pemeriksaan sil oli (Oli seal)
Periksa oli seal apakah karetnya rusak atau sudah aus.
Catatan: pemeriksaan untuk poin diatas dilakukan dengan cara membongkar sistem gear box. Itupun dilakukan jika perlu.
Selain perawatan diatas, ada hal yang sangat penting pada sistem power steering yaitu pemeriksaan Drive belt. Drive belt berfungsi sebagai penggerak, maka apabila terdapat kerusakan pada drive belt ini akan berpengaruh kepada seluruh sistem power steering. Oleh karena itu drive belt harus selalu rutin diperiksa setiap 10.000 Km.
Pengoperasiannya meliputi :
  1. Pemeriksaan permukaan sabuk.
Apabila terdapat keretakan pada sabuk tersebut, maka sabuk harus diganti.
  1. Pemeriksaan ketegangan sabuk.
Sabuk yang longgar tidak dapat menggerakkan power steering sebagai mana mestinya, oleh karena itu tegangan harus diperiksa dengan standar menggunakan alat pengukur ketegangan sabuk atau sering disebut dengan Belt Tension Gauge.
4.2 Perawatan Tak Terencana
Pada dasarnya perawatan ini di lakukan untuk rencana yang tidak di tentukan sebelumnya. Pada power steering, perawatan ini di lakukan di saat sistem ini terjadi gangguan atau kerusakan di luar dari perawatan yang sudah di rencanakan sebelumnya, di mana gangguan-gangguan atau kerusakan pada power steering dapat di atasi dengan perbaikan ringan saja. Termasuk di dalamnya perawatan darurat (emergency maintenance).
Perawatan tak terencana ini dilakukan adalah :
      1. Perawatan/penggantian yang di lakukan ketika terjadinya kebocoran pada seal oli pada pompa di sebabkan temperature fluida yang cukup tinggi.
      2. Perawatan/penggantian seal oli pada steering gear box yang di sebabkan oleh temperature fluida yang cukup tinggi.
      3. Mengganti slang aliran fluida ketika terjadinya kebocoran yang di sebabkan karena robek atau terkena benda lain.
      4. Mengganti/melakukan buang angin pada fluida jika adanya udara pada fluida.
    1. Perbaikan
Kegiatan perbaiakan dapat dilakukan apabila seseorang menggunakan panca indranya seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, dan juga dengan sedikit perasaan untuk mengenali atau mengetahui suatu kerusakan dengan menemukan gejala kerusakan tersebut.
Power steering ini erat kaitannya dengan roda depan mobil, suspensi dan frame. Oleh karena itu, masalah yang sering dirasakan oleh pengemudi yang dianggap kesulitan timbul di sistem kemudi.
Pada sub bab ini, penulis hanya menguraikan tata cara dari pembongkaran dan pemasangan kembali sistem power steering Toyota Land Cruiser (Hardtop).
Sedangkan untuk perbaikan dan kerusakan yang timbul dapat disesuaikan dengan bagian-bagian yang mengalami kerusakan apakah diperbaiki (diganti), distel atau masih layak pakai.


      1. Gangguan – gangguan sistem kemudi power steering
  1. Pengendalian kemudi kurang stabil.
  1. Penyebabnya :
  1. Pemasangan gear box kurang tepat.
  2. Ball joint kendor.
  3. Tekanan ban kurang atau tidak sama dengan ban yang lain.
  4. Batang penghubung longgar.
  1. Cara mengatasinya :
  1. Stel Pemasangan gear box
  2. Kencangkan kembali atau ganti balljoint.
  3. Cek tekanan ban.
  4. Stel atau ganti bagian batang penghubung yang aus.
  1. Kemudi berat
  1. Penyebab :
  1. Tali kipas kendor.
  2. Kehabisan oli fluida power steering atau pembentukan elmulisifikasi fluida power steering terlalu banyak.
  3. Tekanan ban kurang.
  4. Pelumasan sambungan kurang.
  5. Ball joint lengan bawah aus.
  6. Steering column rusak.
  1. Cara mengatasinya :
  1. Stel ketegangan tali kipas sesuai standarnya
  2. Ganti fluida power steering.
  3. Tambah tekanan ban dan cek kembali tekanan ban
  4. Lumasi sambungan kemudi.
  5. Ganti ball joint lengan bawah.
  6. Periksa steering column.
  1. Putaran kemudi tidak berputar kembali dengan baik.
  1. Penyebab :
  1. Tekanan ban kurang.
  2. Pelumas kurang pada ball joint / tie-rod.
  3. Front wheel alignment (FWA) atau spooring salah.
  4. Tie-rod end rusak.
  1. Cara mengatasinya :
  1. Cek tekanan ban.
  2. Tambah pelumasan pada ball joint / tie-rod.
  3. Periksa Front wheel Alignment.
  4. Ganti tie-rod dengan yang baru.
  1. Timbulnya suara gemetar
  1. Penyebabnya :
  1. Pemasangan ball joint dan steering linkage kendor.
  2. Tie-rod end rusak.
  1. Cara mengatasinya :
  1. Periksa dan stel ball joint serta steering linkage.
  2. Ganti tie-rod end yang baru.
  1. Timbulnya suara berdecit.
  1. Penyebabnya :
  1. Vane pompa panas atau rusak.
  2. Drive belt slip atau kendor.
  3. Drive belt rusak.
  1. Cara mengatasinya :
  1. Perbaiki vane pompa.
  2. Stel ketegangan drive belt.
  3. Ganti drive belt.
      1. Overhoul
Overhoul merupakan suatu kegiatan perbaikan dan pemeriksaan keseluruhan dari suatu perlengkapan elemen mesin seperti bongkar pasang khususnya sistem power steering Toyota Land Cruiser (Hardtop). Kegiatan overhaul yang dilakukan pada sistem ini adalah:
  1. Membuka dan membongkar pompa power steering.
  2. Analisa terhadap pembongkaran pompa.
  3. Merakit pompa power steering.
  4. Membongkar steering gear box.
  5. Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.
  6. Merakit steering gear box.
Pembongkaran dan pemasangan pada komponen-komponen diatas:
  1. Membuka dan membongkar pompa power steering
Sebelum pompa power steering dibongkar, buka dan lepaskanlah semua jenis pengikat dan lepaskan saluran fluida dari pompa yang terlebih dahulu membuang fluida dari tangki cadangan. Setelah itu buka sabuk dari puli dengan cara membuka mur puli. Kemudian barulah dilakukan pembongkaran dengan cara:
  1. Jepitkan pompa pada ragum, jangan terlalu kuat.
  2. Buka suction connector dan katup pengontrol aliran serta pegas katup pengontrol.
Gambar 4.7 Membuka Suction Connector (10)
  1. Lepas plat sisi belakang dengan menggunakan palu plastik.
  2. Lepaskan O-ring dari plat belakang.
  3. Lepaskan poros pompa, cam ring dan vane plate dari rumah depan pompa.
  4. Gunakan tang snap ring untuk melepas snap ring.
  5. Lepas rotor dan plats depan dari poros pompa.
Gambar 4.8 Melepas Snap Ring (10)
  1. Analisa terhadap pompa power steering.
  1. Periksa katup pengontrol aliran (Flow control valve)
  1. Oleskan fluida power steering pada katup dan cek bahwa katup dapat masuk dengan lembut ke dalam lubang oleh beratnya sendiri.
  2. Cek kebocoran katup, tutup satu lubang dan berikan tekanan udara dari arah yang berlawanan dan pastikan udara tidak keluar dari ujung.
  3. Bila ditemukan pegas tidak sesuai dengan spesifikasi 36 – 38 mm, jika diluar nilai spesifikasi ganti pegas.
Gambar 4.9 Pengukuran Pegas Katup Pengontrol Aliran (7)
  1. Periksa rotor dan vane plate.
  1. Ukur celah antara rotor dan vane plate dengan feeler gauge dengan celah maksimum 0.03 mmm, bila melebihi nilai max ganti rotor.
  2. Ukur tinggi, tebal dan dan panjang vane plate. Tinggi max, 8.0 mm, tebal min 1.77 mm, dan panjang min 14.97 mm.
  3. Periksa puli dari keausan dan kerusakan.
  4. Ganti seal oli semuanya jika dirasakan perlu.
Gambar 4.10 Mengukur celah rotor dan vane plate (10)
  1. Merakit.
Sebelum memulai merakit pompa, lumasi semua bagian yang akan bergesekan dengan fluida power steering.
  1. Pasang pegas dan katup pengontrol aliran pada rumahnya.
  2. Pasang O-ring yang baru pada union lubang tekan
Gambar 4.11 Memasang Pegas, Katup Pengontrol Aliran dan O-ring (10)
  1. Pasang O-ring dalam dan O-ring luar yang baru pada plat depan.
  2. Pasang plats depan pada poros pompa serta pemasangan rotor pada poros pompa.
Gambar 4.12 Urutan pemasangan plat depan, dan rotor pada poros (10)
  1. Pasang pen lurus pendek pada plat depan, luruskan lubang dowel pin pada sisi plat dengan dowel pin pada dudukan pompa.
  2. Pasang kam ring, tepatkan lubang dan pen masukkan kam ring dengan tanda menghadap ke depan.
Gambar 4.13 Pemasangan Kam Ring (10)
  1. Pasang snap ring, setelah memasang snap ring angkat rotor dan periksa bahwa sudah masuk ke couter sunk part.
  2. Pasang vane plate dengan bagian yang bulat menghadap ke keluar.
Gambar 4.14 Vane plate (10)
  1. Pasang plat belakang dan O-ring, tepatkan lubang plat dengan pen kemudian pasang plat.
  2. Pasang rumah belakang sertakan pasang O-ring yang baru, pukul rumah belakang ke dalam. Sebelum rumah belakang dipasang, terlebih dahulu memasang gasket pada rumah pompa.
  3. Pasang sambungan hisap (Suction connector) sertakan dengan memasang O-ring yang baru.
  4. Ukur preload poros pompa, Periksa bahwa poros berputar dengan lembut tanpa adanya suara abnormal.
  5. Setelah merakit pompa, pasang semua saluran – saluran pompa baik dari tangki cadangan maupun menuju ke steering gear box.
  6. Kemudian isi fluida pada tangki cadangan dengan ATF Dextron II. Dan lakukan pembuangan angin pada power steering (Air bleeding).
  1. Membongkar steering gear box.
Sebelum melakukan pembongkaran, terlebih dahulu buka dan lepaskan baut penghubung antara poros kemudi dengan steering gear box beserta baut – baut pengikat lainnya. Urutan dalam pembongkaran steering gear box adalah :
  1. Lepas lengan kemudi (Pit man ARM).
  2. Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros sektor dengan empat baut.
Gambar 4.15 Melepas Baut Petutup Kemudi (5)
  1. Tahan poros sektor diposisi lurus kedepan pada waktu melepaskannya dari kotak gigi. Jangan melepas poros sektor dari rumah gigi dengan palu atau alat pemukul lainnya.
Gambar 4.16 Melepas poros sector (10)
  1. Buka mur pengunci secrup penyetel bantalan roda gigi cacing dan lepaskan sekrup penyetel bantalan.
Gambar 4.17 Melepas mur pengunci (5)
  1. Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi.
Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm shaft) dan hindarkan agar (ball nut) tidak membentur ujung poros cacing.
  1. Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.
    1. Lakukan perbaikan yang diperlukan dan penggantian komponen-komponen dari steering gear box jika ditemukan keausan, kerusakan atau kondisi abnormal lainnya.
    2. Periksa poros cacing (Worm shaft) dan mur bola (Ball nut) dari keausan dan kerusakan.
    3. Lakukan pengujian pada poros cacing terhadap mur bola dengan cara menahan poros kearah vertical dan periksa mur bola turun dengan gerakan yang mulus. Jika penurunan mur bola karena beratnya sendiri tidak lancar, periksa poros cacing jika ada kebengkokkan dan alur bola mendesing, penyok atau ada benda lain.
Gambar 4.18 Pemeriksaan Mur Bola dan Poros Cacing (5)
    1. Periksa bantalan poros cacing dari keausan dan kerusakan, ganti bantalan dan luncuran bantalan jika rusak.
    2. Bila perlu ganti luncuran bantalan dalam roda gigi dan juga ganti luncuran bantalan dalam secrup penyetel.
Gambar 4.19 Melepas luncuran bantalan (5)
    1. Periksa permukaan poros sector yang bergeseran dengan bos serta periksa gigi – gigi jika kemungkinan rusak dan ukur diameter poros menggunakan micrometer.
Gambar 4.20 Poros sector
    1. Periksa celah dorong poros sector menggunakan feeler gauge. Celah maksimum 0.04 mm, jika perlu pasang cincin dorong yang baru untuk mendapatkan celah oli yang minimum diantara poros sector dan secrup penyetel.
Gambar 4.21 Pengukuran celah oli (5)
    1. Periksa oli seal, jika perlu ganti oli seal dengan yang baru.
    2. Periksa tutup rumah kemudi terhadap kerusakan dan keausan dan ukur diameter dalam bushing.
    3. Periksa rumah kemudi terhadap kerusakan dan ukur diameter dalam rumah kemudi.
Gambar 4.22 Rumah Kemudi
  1. Merakit steering gear box
  1. Oleskan grease pada pada bushing dan seal oli.
  2. Pada saat memasang, harus berhati – hati jangan sampai merusak seal oli dan beri gasket cair pada secrup tutup ujung.
  3. Pasang poros cacing dan mur bola pada rumah kemudi serta pasang bantalan pada poros cacing.
  4. Kencangkan baut tutup rumah kemudi bagian depan, sambil mengencangkan baut pada tutup pastikan poros cacing dapat berputar dengan lancar dan lembut.
Catatan: Tutup rumah kemudi ini sudah terpasang saat memasang poros cacing, urutan pemasangannya adalah mur bola, tutup rumah kemudi dan poros cacing.
Gambar 2.23 Pemasangan secrup penyetel bantalan (10)
  1. Pasang dan stel secrup penyetel bantalan kencangkan secrup penyetel dengan pelan – pelan.
  1. Pasang sekrup penyetel dan cincin dorong pada poros sector, set mur bola diposisi tengah dari poros cacing.
  2. Masukan poros sector dalam rumah kemudi, sehingga pertengahan gigi saling berkaitan.
Gambar 4.24 Posisi center antara gigi sector dan gigi mur bola (10)
  1. Oleskan cairan perapat pada gasket dan tutup rumah kemudi. Pasang tutup rumah kemudi diatas gasket dan kencangkan empat baut tutup rumah kemudi.
  2. Kendorkan secrup penyetel semaksimal mungkin, kemudian kencangkan empat baut tutup rumah kemudi.
  3. Set poros roda cacing pada posisi netral dengan cara menghitung jumlah putaran poros dan putar kembali poros setengah dari jumlah putaran poros tersebut.
  4. Setel beban mula total dengan cara memutar secrup penyetel sambil mengukur beban mula sampai diperoleh beban mula yang benar.
Catatan : Pastikan bahwa poros roda gigi cacing berada pada posisi netral.
  1. Kencangkan mur pengunci secrup penyetel poros sector.
Gambar 4.25 Mengencangkan mur pengunci penyetel poros (5)
  1. Pasang gear box pada kedudukannya kembali, kencangkan baut pengikat gear box pada chasis.
  2. Pasang pit man arm, tepatkan tanda pada poros sector dengan tanda pada pit man arm.
Gambar 4.26 Tanda pada Pit Man Arm dan Poros Sector (10)
  1. Pasang pit man arm pada batang pengantar (Relay rod) dan sambungan kemudi (Steering linkage).
  2. Periksa dan stel gerak bebas kemudi.
  3. Pasang saluran hisap dan saluran tekanan dari pompa power steering ke steering gear box.
Ban merupakan faktor lain yang mempengaruhi dari sistem kemudi. Ada dua hal yang sangat perlu diperhatikan yakni :
  1. Balancing
Agar mendapatkan kestabilan roda depan yang sama perlu dilakukan balancing. Balancing merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menjaga kestabilan dan kerataan ban, agar tidak terjadi keausan terhadap roda depan. Tujuannya agar dalam mengendarai mobil dapat berjalan dengan baik dan benar.
  1. Penyetelan roda depan (Front Wheel Alignment)
Front Wheel Alignment atau spooring adalah cara untuk menyetel sudut roda depan pada kendaraan yang sesuai dengan spesifikasinya.
Penyetelan ini bertujuan agar mendapatkan keamanan, kenyamanan dan ekonomis seperti :
    1. Meringankan kemudi.
    2. Menstabilkan kemudi.
    3. Memperkecil keausan ban, sehingga ban dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
    4. Meluruskan roda kemudi ke posisi lurus setelah membelokkan roda dengan sempurna.
Prosedur pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh pengemudi, tetapi hasilnya tidak teliti dan maksimal. Untuk itu, agar memperoleh hasil yang benar bawahlah kendaraan ke bengkel.

Label: